BISNIS.COM, JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan kebijakan kompensasi bahan bakar minyak dapat menekan angka kemiskinan menjadi sekitar 10% meski harga BBM bersubsidi naik.
"Dengan paket kebijakan itu, target angka kemiskinan tahun ini 9,7 % sampai 10,2 %. Kalau tanpa paket bisa 12% lebih," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, seperti dikutip Antara, Senin (13/5/2013).
Paket kebijakan kompensasi tersebut berupa pemberian paket bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), raskin, beasiswa, dan program keluarga harapan. Untuk raskin dari semula 15 kilogram per bulan menjadi 20 kilogram, sedangkan harga per kilogramnya tetap Rp1.600, dan cakupannya tetap 15 juta rumah tangga miskin.
Untuk beasiswa, juga diperluas cakupannya hingga 15,4 juta siswa miskin.
Kebijakan program keluarga harapan (PKH) akan ada peningkatan rumah tangga sasaran dari semula 2,4 juta menjadi 3,2 juta. Bantuan yang akan diterima peserta PKH juga akan bertambah dari semula Rp1,3 juta menjadi Rp1,8 juta.
Untuk BLSM akan diberikan sebesar Rp150.000 per bulan kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran dan direncanakan selama 4-5 bulan.
Paket kebijakan kompensasi tersebut akan dimasukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN P) 2013 yang akan segera dibahas dengan DPR. Agung menambahkan dari empat kebijakan tersebut, BLSM yang masih menimbulkan pro dan kontra, mengingat tiga kebijakan lainnya telah berjalan sebelumnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi pentingnya kebijakan BLSM bagi masyarakat miskin guna menahan guncangan harga barang bila pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. (mfm)