Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERINGKAT UTANG RI TURUN: Peringkat Layak Investasi Pun Terancam

BISNIS.COM, JAKARTA--Keputusan Standard & Poors memangkas proyeksi peringkat utang dari 'positif' ke 'stabil' dapat memicu lembaga pemeringkat internasional lain merevisi peringkat layak investasi yang sebelumnya diberikan pada Indonesia.Kepala

BISNIS.COM, JAKARTA--Keputusan Standard & Poors memangkas proyeksi peringkat utang dari 'positif' ke 'stabil' dapat memicu lembaga pemeringkat internasional lain merevisi peringkat layak investasi yang sebelumnya diberikan pada Indonesia.

Kepala Ekonom PT BNI (Persero) Tbk Ryan Kiryanto berpendapat penanganan defisit fiskal yang berlarut-larut dapat membuat Moody's Investors Service dan Fitch Ratings mengkaji ulang peringkat investment grade BB+ yang disematkan kepada Indonesia.

"Pada saatnya mereka akan menilai. Istilahnya bukan ikut-ikutan, tapi kalau ini terjadi secara jangka panjang, mereka juga akan me-revise down," katanya, Jumat (3/5/2013).

Menurutnya, pemerintah harus segera merespons dengan segera memperbaiki sisi fiskal sehingga S&P akan merevisi ke atas proyeksi peringkat utang dan Indonesia menuai kepercayaan lebih dari pasar.

Semester I/2013, tutur Ryan, adalah momentum yang baik untuk menyesuaikan harga BBM mengingat tingkat inflasi yang relatif rendah.

Di sisi lain, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa menilai revisi S&P tidak akan membuat Moody's Investors Service dan Fitch Ratings menurunkan peringkat layak investasi (investment grade)  yang disandang Indonesia.

Pasalnya, jelas dia, masing-masing lembaga pemeringkat memiliki standar penilaian yang berbeda. Penilaian S&P menuntut pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di atas 7%, sedangkan Moody's Investors Service dan Fitch Ratings di bawah itu.

"Revisi itu tidak membuat Moodys dan Fitch mengubah rating, misalnya menjadi tidak investment grade lagi, karena pertumbuhan kita masih cukup bagus di atas 6%," ujarnya. (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper