BISNIS.COM, JAKARTA—Investor domestik dinilai lebih mampu memanfaatkan potensi daerah, terutama di sektor tersier dibandingkan, investor asing.
Tamba Hutapea, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengatakan tingginya pertumbuhan investasi domestik di sektor tersier menjadi cerminan atas pemberlakuan otonomi daerah yang memungkinkan daerah lebih mengembangkan wilayahnya.
“Itu artinya investor domestik bisa memanfaatkan momentum yang ada, soalnya potensi daerah ada di depan mata mereka. Berbeda dengan asing yang tidak bisa langsung melihat potensi daerah,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (3/5/2013).
Dia mencontohkan beberapa wilayah seperti Cilacap, Padang, dan Surabaya yang mengalami perkembangan investasi yang pesat dengan pemain utamanya investor domestik.
Terpisah, Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, mengatakan tingginya pertumbuhan investasi PMDN di sektor tersier merupakan respon positif terhadap percepatan pembangunan infrastruktur melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“Percepatan infrastruktur itu membuka peluang sehingga banyak investor domestik berinvestasi, terutama di sektor komunikasi dan transportasi,” ujarnya akhir pekan lalu.
Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor tersier pada kuartal I/2013 mencapai 168,7% dibandingkan kuartal I/2012, yaitu dari Rp3,5 triliun menjadi Rp9,3 triliun.
Di sisi lain, pertumbuhan sektor tersier untuk penanaman modal asing (PMA) justru mengalami penurunan pada kuartal I/2013 sebesar –55,4% dibandingkan kuartal I/2012, yaitu dari US$1,8 miliar menjadi US$801,2 juta.
Tamba mengungkapkan penurunan tersebut bukan serarti investor asing tidak berminat untuk melakukan investasi di sektor tersier. Menurutnya, investor asing tidak secepat investor domestik dalam memanfaatkan potensi di daerah.
“Biasanya, investor domestik dulu yang masuk, setelah daerahnya berkembang, baru investor asing ikut memanfaatkannya,” ujar Tamba.
Dalam investasi PMDN kuartal I/2013, sektor transportasi, gudang, dan komunikasi serta sektor listrik, gas, dan air menjadi kontributor terbesar PMDN, dengan komposisi, berturut-turut, mencapai 64% dan 18,5%.
Selain itu, komposisi PMDN terhadap total investasi juga mengalami peningkatan pada kuartal I/2013 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar 29,6% atau Rp27,5 triliun dari total investasi Rp93 triliun. Adapun, komposisi PMDN pada kuartal I/2012 sebesar 27,6% atau Rp19,7 triliun dari total investasi sebesar Rp71,2 triliun. (mfm)