BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah optimistis revisi prospek peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor’s (S&P) tidak akan mengganggu laju investasi asing, karena kinerja perekonomian dinilai masih salah satu yang paling kuat di tengah perlambatan global.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhamad Chatib Basri mengatakan investor asing dalam mengambil keputusan investasi memperhitungkan relative return dan return dari berinvestasi di Indonesia masih salah satu yang paling tinggi.
“Tidak ada pengaruhnya. Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, Eropa, China, dan India, return Indonesia masih yang paling tinggi, walaupun memang Indonesia belum sempurna,” kata Chatib kepada Bisnis pada Jumat (3/5/13).
Chatib mengakui infrastruktur yang tidak memadai, ketidakpastian hukum dan regulasi, serta birokrasi yang tidak efisien merupakan persoalan bagi investor asing di Indonesia, tapi tidak ada pilihan lain bagi mereka di tengah kondisi ekonomi global yang lemah.
“Sebetulnya yang disebut S&P itu tidak ada yang baru. Namun, bagaimana dia menjelaskan IHSG yang melampaui 5.000, yield bond RI yang di bawah 3%, atau pertumbuhan realisasi investasi yang mencapai 30% tahun lalu?” jelas Chatib. (ra)