BISNIS.COM, JAKARTA--Sucofindo menambah layanan jasa audit energi dan sertifikasi sistem manajemen audit energi ISO 50001:2011.
Layanan sertifikasi ini menambah sertifikasi yang telah ada yakni ISO 9001, 14001, Sertifikasi Produk, SMK 3, OHSAS 18001, Sistem Manajemen Pengamanan (SMP), sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan Sistem Manajemen Terintegrasi.
"Kami terus mengembangkan skema sertifikasi baru untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha," ujar Direktur Komersial II Sucofindo hari ini, Kamis (2/5/2013).
Rudiyanto menyebutkan saat ini sebagian besar audit energi yang dilakukan industri memang masih ditujukan untuk melengkapi salah satu kriteria penilaian Proper dari Kementerian Lingkungan Hidup. Meski demikian, peran pemerintah untuk mendorong audit energi untuk industri sangat diperlukan.
Audit energi banyak dilakukan oleh industri batubara, timah, nikel. Ada pula audit penggunaan BBM dan kajian diversifikasi serta efektivita penggunaan energi pada unit pembangkit listri di sektor industri pupuk, tekstil, kayu lapis, kertas, semen, baja, dan keramik.
Auditor Energi sekaligus salah satu staf pengajar Politeknik Negeri Bandung Tjatur Udjianto menyebutkan ada tiga jenis investasi yang dapat dilakukan perusahaan untuk konservasi energi, yakni biaya rendah, sedang, dan tinggi.
Tjatur mencontohkan, biaya rendah seperti perubahan prosedur dalam perusahaan. Perubahan ini tidak memerlukan investasi besar karena perusahaan hanya melakukan pengenalan prosedur dan perawatan baru kepada karyawan. Selain itu, perubahan sikap seperti memasang sensor untuk menghemat listrik kantor juga dapat diterapkan.
Biaya sedang seperti melakukan penambahan peralatan, sedangkan biaya tinggi seperti mengganti mesin pembangkit listrik yang umum dilakukan perusahaan sektor industri minyak dan gas.
"Biaya tersebut akan sangat tergantung pada hasil analisa dan studi kelayakan. Namun, memang lebih baik ada punish and reward dari pemerintah agar industri lebih peduli lingkungan dan menghemat pemakaian energi," kata Tjatur.