BISNIS.COM,JAKARTA --- Pengusaha Ekspor Ikan Hias mengeluhkan mahalnya biaya transportasi dalam negeri terhadap komoditas ikan hias asli Indonesia. Dikhawatirkan, hal ini dapat menurunkan daya saing ekspor ikan hias Indonesia di pasar Dunia.
Ketua bidang bisnis PIHI (Perhimpunan Ikan Hias Indonesia), Djohan Tjiptadi mengatakan saat ini perusahaan transportasi domestik, khususnya pesawat terbang masih memasang tarif yang tinggi. Akibatnya, hal ini akan menurunkan daya saing ekspor pengusaha di pasar global.
“Biaya pengangkutan ikan hias terutama ikan hias air laut masih sangat tinggi. Hal ini benar-benar memberatkan para pengusaha, karena daya saing ekspor mereka semakin berkurang,” jelas Djohar pada Sabtu (27/4).
Berdasarkan data United Nation Commodity Trade (UN Comtrade) Pada 2011, Indonesia berada di peringkat kelima pengekspor ikan hias dunia setelah Singapura, Jepang, Thailand dan Rep. Ceko, dengan nilai sekitar US$19,9 juta atau sekitar 6,95%. sementara itu diwaktu yang sama, nilai perdagangan dunia mencapai US$286,4 juta.
Lebih lanjut, Djohar mengatakan sampai saat ini masih sulit membudidayakan ikan hias air laut, kalaupun bisa, hasilnya tidak akan sebaik dengan yang ada di alam liar. Oleh karena itulah, sampai saat ini ekspor ikan ini masih mengandalkan hasil tangkapan nelayan yang ada di daerah seluruh Indonesia. Sedangkan, pintu gerbang Ekspor masih terpusat di Jakarta, sehingga ikan hias yang berada di daerah tersebut harus dibawa ke Jakarta terlebih dahulu