Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERETA API BALI: Kemenhub Tawarkan Swasta Garap Rute Wisata

BISNIS.COM, DENPASAR--Kementerian Perhubungan membuka opsi kepada investor yang akan menanamkan modalnya untuk membangun dan mengembangkan sarana transportasi kereta api di Bali.

BISNIS.COM, DENPASAR--Kementerian Perhubungan membuka opsi kepada investor yang akan menanamkan modalnya untuk membangun dan mengembangkan sarana transportasi kereta api di Bali.

Kereta api yang menghubungkan kawasan wisata di Pulau Dewata itu, masih akan berada di kawasan selatan Bali. Pasalnya, kawasan wisata seperti Sanur, Seminyak, Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua masih berada di kawasan selatan.

Selain itu, fasilitas berupa obyek vital seperti bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa masih berada di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.

Tundjung Inderawan, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, mengatakan opsi selain mengembangkan kereta api lingkar Bali.

Yakni kereta api yang menghubungkan kawasan wisata dan sejumlah obyek vital termasuk bandara dan pelabuhan masih dalam pre feasibility study.

“Negara Jepang melalui kementeriannya juga pernah mengadakan studi itu di Bali,” katanya, Kamis (25/4/2013).

Pada kajian pre feasibility study, lanjutnya, terdapat opsi penggunaan monorel dan light train dengan kapasitas 600 penumpang. Sarana transportasi massal ini nantinya akan menghubungkan dari satu kawasan wisata ke kawasan wisata, bandara dan pelabuhan.

Dalam segi pembiayaan, katanya, pemerintah juga menyiapkan sejumlah skema a.l public private partnership (PPP). Pemerintah daerah juga diharap memberikan dukungan untuk pengembangan sarana transportasi ini.

Selain memecah kemacetan di kawasan pariwisata Bali, papar Tundjung, konsep pengembangan ini juga mengacu pada optimalisasi pengembangan destinasi wisata yang ada di Bali.

Saat ini, pemerintah Bali kian getol mengembangkan sejumlah kawasan wisata di luar bali selatan untuk meratakan kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi.

Untuk pengembangan sarana transportasi di Bali, jelasnya, pemerintah dan investor masih terkendala pembebasan lahan. Selain itu, rendahnya partisipasi mayarakat Bali terhadap transportasi umum juga menghambat pengembangan sarana akomodasi ini.


Sebelumnya pemerintah bali mendesak kepada pemerintah pusat untuk segera mengucurkan anggaran untuk pengembangan kereta api lingkar Bali dengan panjang sekitar 550 kilometer.

Perusahaan perkeretaapian asing, China Railway Corporation menyatakan minat kepada pemerintah Bali untuk membangun monorel keliling pulai Dewata dengan investasi yang ditaksir mencapai Rp17 triliun.

Ketut Wija, Asisten Pemerintah Provinsi Untuk Urusan Ekonomi dan Pembangunan, mengatakan minat perusahaan asal China sudah dibicarakan dengan gubernur Bali.

Namun pada pembicaraan bulan lalu, China Railway Corporation belum membahas secara detil bentuk investasi.

“Skema investasi berupa joint ventura atau yang lainnya, masih belum pembicaraan lebih lanjut,” katanya.

Diakui, papar Wija, kesulitan pembangunan infrastruktur di Bali adalah bagaimana mencari kesamaan persepsi dari semua elemen yang ada, karena banyak megaproyek yang terancam gagal akibat terjadi perbedaan persepsi tersebut.

Kesulitan paling mendasar adalah pembebasan lahan. Apalagi, jika lahan itu sudah berkaitan dengan tempat ibadah pura. Belum lagi soal budaya dan agama yang menurut Wija tak kalah pelik.

Pemerintah Provinsi Bali tetap menginginkan membangun jalur kereta api untuk meratakan perkembangan pariwisata di Pulau Dewata.

Keperluan infrastruktur transportasi massal sudah mendesak di Bali mengingat kemacetan mulai menggejala.Proyek ini, jelasnya, akan terus didorong untuk mengembangkan pariwisata Bali.

Selain itu, pengembangan megaproyek yang digagas sejak 2009 ini dipastikan mampu membuka destinasi wisata baru dan meratakan perekonomian yang saat ini cenderung lebih maju di kawasan selatan pulau Bali.

Jadi, jika China masih belum mampu menegaskan minatnya, pemerintah bali akan mengupayakan agar pemerintah pusat lengkap dengan perusahaan milik negara untuk segera mewujudkan megaproyek pengembangan monorel ini.

Made Mangku Pastika, Gubernur Bali, mengatakan pemerintah akan terus mendorong sejumlah perusahaan BUMN dan kementerian untuk mewujudkan proyek itu.

"MoU pada 2011 dengan PT KAI, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata akan kembali digunakan untuk mendorong terealisasinya megaproyek itu," katanya.

Pada 2011, lanjutnya, pasca ditandatanganinya MoU, Kementerian Perhubungan dan PT KAI pun sudah menyelesaikan feasibility study untuk pembangunan rel kereta api lingkar Pulau Bali.

Jaringan kereta itu nantinya menghubungan Bandara Ngurah Rai dan bandara internasional lainnya yang akan dibangun di utara Pulau Bali serta beberapa lokasi wisata.

Studi kelayakan yang berjalan selama setahun itu, lanjutnya, pemerintah akan menawarkan kepada swasta untuk berinvestasi, baik sarana maupun prasarana.

Pada tatanan prinsip, pemerintah ingin memberi kesempatan kepada swasta untuk berinvestasi dalam bisnis kereta api lingkar Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper