Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBM BERSUBSIDI: 1 Juta Kiloliter Digelontorkan untuk Atasi Antrean

BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah segera menyalurkan cadangan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 1 juta kiloliter guna mengurangi antrean solar yang terjadi di sejumlah daerah. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menuturkan berdasarkan catatan

BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah segera menyalurkan cadangan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 1 juta kiloliter guna mengurangi antrean solar yang terjadi di sejumlah daerah.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menuturkan berdasarkan catatan BPH Migas, masih ada cadangan 1 juta kiloliter BBM bersubsidi yang belum dialokasikan. Cadangan tersebut termasuk dalam kuota BBM bersubsidi yang tahun ini ditetapkan sebesar 46 juta kiloliter.

"Jadi 1 juta kiloliter masih dalam bentuk stok. Nah ini akan digunakan untuk melakukan persediaan solar yang akhir-akhir ini ditengarai membuat antrian panjang," ujar Anny, Kamis (25/04).

Penggelontoran stok BBM tersebut, imbuhnya, tergantung pada BPH Migas, Pertamina, dan Kementerian ESDM. Koordinasi antarlembaga tersebut akan menentukan apakah seluruh cadangan BBM bersubsidi itu akan disalurkan dalam bentuk solar, atau termasuk premium dan minyak tanah.

"Itu akan tergantung kebutuhan dan ini untuk saat ini saja. Kalau nanti antriannya sudah cair kan pasti dibereskan lagi," tuturnya.

Lebih lanjut Anny menuturkan pemerintah masih mempertimbangkan revisi kuota BBM bersubsidi pada tahun ini. Revisi kuota BBM bersubsidi, imbuhnya, harus mempertimbangkan tren konsumsi BBM bersubsidi, pertumbuhan produksi dan penjualan kendaraan bermotor, khususnya mobil.

"Sebelum APBN-P dimajukan, tidak menutup kemungkinan kuotanya di-adjust. Ada kemungkinan kuota volumenya terlampui, tapi berapa angkanya masih akan didiskusikan," katanya.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, lanjut Anny, volume kendaraan bermotor khususnya mobil, akan lebih tinggi 200.000-300.000 unit dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut mengindikasikan tingginya penjualan mobil yang linier dengan tingginya konsumsi BBM.

"Ya kalau memang ternyata dianggap perlu, konsumsinya berlebih, ya kita akan lakukan revisi di APBN-P 2013," ungkap Anny.

Tanpa kebijakan pengendalian, konsumsi BBM bersubsidi diproyeksi overshot ke kisaran 48 juta-53 juta kiloliter. Namun, dengan kebijakan dual price pada komoditas premium, konsumsinya diproyeksi bisa dijaga pada level 48 juta kiloliter.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan penambahan pasokan solar bersubsidi tersebut mulai berlaku pada Rabu (24/04) sampai dengan kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi keluar.  (if)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper