BISNIS.COM, JAKARTA--Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengembangan wilayah selama ini, adalah distribusi sumber daya alam yang tidak merata.
Kondisi itu menyebabkan ketimpangan dalam pembangunan antar wilayah, antara pedesaan, dan perkotaan, antara Pulau Jawa dan luar Jawa, serta antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia.
Asep Karsidi, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), mengatakan salah satu hal penting yang mendesak untuk dilakukan pemerintah, adalah menjamin ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang seimbang, dengan prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah.
Kondisi itu dapat berjalan optimal, jika didukung oleh informasi yang andal, berlanjutan, dan mudah di akses baik informasi spasial maupun informasi nonspasial.
Dia menuturkan sebagai sebuah negara kepulauan yang terdiri atas puluhan ribu pulau, dengan total luas wilayah sekitar 7,9 juta km2.
Itu meliputi 1,8 juta km2 daratan dan 3,2 juta km2 laut teritorial, serta 2,9 juta km2 perairan ZEE, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya dan beragam.
Menurut dia, saat ini tingkat kesadaran geospasial bangsa Indonesia makin meningkat. Hampir semua instansi baik pusat dan daerah telah memahami betapa pentingnya data dan informasi geospasil.
"Namun di sisi lain, pengadaan data spasial umumnya sangat mahal, dan membutuhkan waktu yang panjang," kata Asep di sela-sela Rakorda Informasi Geospasial 2013, di Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Dia menjelaskan selama ini beberapa kementerian dan lembaga telah mengeluarkan biaya dan sumber daya yang tidal kecil. Tapi, kurangnya komunikasi dan koordinasi dengan berbagai lembaga penghasil data, mengakibatkan duplikatif atau redundant.
"Di sisi lain, beberapa kementerian dan lembaga kurang memiliki sumber daya, justru memilih untuk menjalankan aktifitasnya tanpa dukungan data yang bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.(msb)
