Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerapan Dual Price BBM Hemat Anggaran Rp30 Triliun

BISNIS.COM, JAKARTA -- Kebijakan penerapan dual price pada BBM bersubsidi dinilai sebagai kebijakan yang implementatif dan berpotensi menghemat anggaran hingga Rp30 triliun. Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menuturkan kebijakan

BISNIS.COM, JAKARTA -- Kebijakan penerapan dual price pada BBM bersubsidi dinilai sebagai kebijakan yang implementatif dan berpotensi menghemat anggaran hingga Rp30 triliun.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menuturkan kebijakan dual price untuk BBM bersubsidi merupakan opsi yang paling visible dan implementatif. Pasalnya, opsi tersebut tidak membutuhkan tambahan infastruktur seperti dispenser pertamax di SPBU.

"Tapi diperlukan pengawasan dan payung hukum untuk sanksi bagi pemilik kendaraan pribadi yang masih menggunakan BBM bersubsidi Rp4.500/liter. Juga bagi penjual yang melakukan penyelewengan," katanya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (16/04/2013).

Meski dinilai sebagai opsi yang layak untuk diterapkan, namun pemerintah harus berupaya ekstra. Misalnya, dengan mengombinasikan kebijakan tersebut dengan pemasangan RFID pada kendaraan plat kuning dan melakukan pengawasan.

"Akan ada distorsi, tapi pemerintah jangan mundur, harus benahi. Karena kalau naiknya jadi Rp6.000-6.500/liter, harusnya sih masyarakat bisa terima," ujarnya.

Pri Agung menuturkan apabila kebijakan tersebut berjalan dengan efektif, anggaran subsidi BBM berpotensi dihemat sebesar Rp25 triliun-30 triliun. Pasalnya, proporsi konsumsi premium pada mobil pribadi mencapai 46%, sedangkan motor dan angkutan umum mencapai konsumsinya mencapai 54%.

"Kalau naik semua penghematannya Rp50 triliun. Tapi kan saat ini yang paling visible secara politis ya kenaikan harga untuk kendaraan pribadi karena motor masih dinilai berhak," tuturnya.

Sementara itu, Pri Agung belum dapat mengungkapkan proyeksi penghematan volume konsumsi BBM bersubsidi yang disebabkan oleh kebijakan tersebut.

Menurutnya, hal tersebut sangat tergantung pada sensitivitas konsumen mobil pribadi dalam membeli BBM. Apakah dengan perubahan harga konsumen mengurangi pembelian BBM atau tidak.

Sekalipun volume konsumsi tetap meningkat, tambahnya, akan ada penghematan di sisi fiskal karena besaran subsidinya lebih rendah.

Pri Agung menambahkan apabila pemerintah bekerja dengan cepat kebijakan ini dapat diberlakukan pada Mei 2013.

"Jangan lewat Juni, karena akan ada tahun ajaran baru dan Lebaran. Pemerintah jadi kehilangan momentum," jelasnya.

Seperti diberitakan Bisnis, pemerintah berencana menetapkan dua harga pada BBM bersubsidi, yakni Rp4.500/liter untuk konsumen sepeda motor dan kendaraan plat kuning, sedangkan konsumen mobil pribadi harus membeli premium seharga Rp6.500-7.000/liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper