Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENERIMAAN BEA KELUAR melorot

BISNIS.COM, JAKARTA--Penerimaan bea keluar tertekan volume ekspor, tarif bea keluar, dan volatilitas harga komoditas di pasar internasional.

BISNIS.COM, JAKARTA--Penerimaan bea keluar tertekan volume ekspor, tarif bea keluar, dan volatilitas harga komoditas di pasar internasional.

Akibatnya, realisasi penerimaan bea keluar pada kuartal I/2013 melorot 34,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp3,6 triliun.

Susiwijono Moegiarso, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, menuturkan sepanjang kuartal I/2013 penerimaan bea keluar memang masih sangat rendah.

Hal ini dipengaruhi oleh ekspor dua kelompok komoditas utama, yakni minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya, serta mineral tambang.

"Yang paling berpengaruh pada capaian penerimaan bea keluar ini adalah faktor eksternal, yaitu tingkat harga komoditas di pasar internasional. Selain itu, volume ekspor dan tarif bea keluar untuk CPO," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (11/4/2013).

Berdasarkan laporan dari kantor bea cukai Dumai, Telur Bayur, dan Belawan, penerimaan bea keluar CPO masih sangat rendah, yakni di bawah 40%.

Adapun penerimaan bea keluar bijih mineral dari kantor bea cukai Kendari, Ternate, dan Poso mencapai 68%.

"Sehingga secara nasional capaian bea keluar hanya Rp3,56 triliun atau 45,03% dari target penerimaan bea keluar pada kuartal I/2013 sebesar Rp7,90 triliun," tuturnya.

Realisasi tersebut melorot 34,5% dari realisasi bea keluar pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp5,5 triliun.

Susiwijono menuturkan secara umum data ekspor nonmigas mengalami peningkatan.

Namun, penerimaan bea keluar yang dipatok dalam APBN 2013 sebesar Rp31,7 triliun dinilai terlalu tinggi, sehingga realisasi bea keluar pada kuartal I/2013 terlihat sangat rendah.

Dibandingkan tahun lalu, target penerimaan bea keluar pada 2013 mengalami kenaikan sebesar 65,1% dari Rp19,2 triliun pada 2012 menjadi Rp31,7 triliun pada 2013.

"DJBC masih optimis bisa mencapai target keseluruhan. Shortage di bea keluar yang diestimasi short sampai Rp11 triliun dari target, bisa ditutup oleh penerimaan cukai. Outlook penerimaan sampai dengan akhir tahun masih berada di kisaran di atas 100%," ungkap Susiwijono.

Hingga 28 Maret 2013, Ditjen Bea dan Cukai telah menghimpun penerimaan sebesar Rp78,25 triliun. Setoran tersebut berasal dari penerimaan bea masuk Rp6,64 triliun, bea keluar Rp3,56 triliun, dan cukai Rp24,04 triliun.

Selain itu, Ditjen Bea dan Cukai juga menarik penerimaan pajak dalam rangka impor berupa PPN impor Rp30,08 triliun, PPnBM Rp1,86 triliun, dan PPh pasal 22 Rp8,64 triliun. (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper