Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ENERGI ALTERNATIF: Kurangi Ketergantungan Minyak, Produksi Dipacu

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) terus tingkatkan penggunaan energi alternatif guna mengurangi kebergantungan terhadap Minyak. Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap minyak.

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) terus tingkatkan penggunaan energi alternatif guna mengurangi kebergantungan terhadap Minyak.
 
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Untuk itu, kini perseroan mulai beralih pada sumber alternatif lain untuk mengamankan ketahanan energi nasional.
 
“Misalnya, untuk meningkatkan energi alternatif, Indonesia dapat secara bertahap mengembangkan CBM, “kata Karen dalam forum Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washinton D.C. Amerika Serikat melalui siaran persnya, Kamis (11/4).
 
Pertamina sendiri telah merencanakan investasi US$1,5 miliar untuk 200 sumur eksplorasi CBM dalam 5 tahun ke depan.
 
Adapun konsumsi energi primer di Indonesia telah meningkat 50% dalam sepuluh tahun terakhir. Di sisi lain, produksi minyak yang saat ini menjadi penyokong utama kebutuhan energi nasional masih jauh di bawah produksi puncaknya 1,6 juta barel per hari. Saat ini produksi minyak nasional berada pada kisaran 830.000 barel per hari.
 
Selain itu, cadangan minyak terbukti Indonesia juga turun terus. Namun, di sisi lain 30% dari total konsumsi energi primer Indonesia masih bersumber dari minyak. Hal ini menempatkan Indonesia masuk ke dalam daftar negara net importir minyak.
 
“Kita harus segera beralih ke sumber energi alternatif, seperti gas alam, gas non konvensional, dan energi baru terbarukan yang cadangannya di Indonesia masih sangat menjanjikan,” tambahnya.
 
Selain memiliki cadangan CBM yang sangat besar, Indonesia juga berpotensi menjadi pusat produksi biofuel/biodiesel dunia. Akan tetapi, saat ini masih terhalang oleh kondisi dimana bahan dasar biofuel masih banyak diekspor karena memiliki harga lebih tinggi untuk produksi bahan makanan. (if)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Others
Sumber : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper