BISNIS.COM, JAKARTA—Dari seluruh total juru masak yang ada di negeri ini, hanya 10% dari keseluruhan juru masak yang memilih berkarir di luar negeri. Padahal, jumlah total mencapai lebih dari 1.000 orang.
Wakil Presiden Association of Culinary Profesional (ACP) Indonesia Stefu Santoso mengatakan juru masak Indonesia dinilai tidak kalah bersaing dibandingkan dengan asing. Namun, ketrampilan dalam berbahasa asing masih menjadi kendala utama mereka untuk mengembangkan karir.
"Beberapa chef Indonesia memang yang ada yang berada di Eropa, tetapi kebanyakan memilih untuk bekerja di Arab Saudi dan Dubai. Mayoritas dari mereka ingin mencari tingkat salary yang lebih tinggi," kata Stefu kepada Bisnis, Rabu (3/4/2013).
Dia menambahkan pendapatan juru masak di luar negeri memang berbeda jauh dibandingkan dengan di Tanah Air. Bila di dalam negeri paling rendah sekitar Rp2 juta, di negara kawasan Timur Tengah minimal bisa mencapai Rp4 juta.
Akan tetapi tidak semua juru masak mengutamakan pendapatan, di sana mereka bisa mendapat pengalaman, teknik baru, dan teknologi mengenai cara memasak makanan.
Profesi juru masak di Indonesia, lanjutnya, tergolong masih baru dan mulai populer sejak 2-3 tahun belakangan. Tidak semua juru masak yang berkarir di luar negeri mempunyai kemampuan di atas rata-rata.
Juru masak Indonesia terkadang mempunyai kemampuan yang lebih baik, hanya selama ini tingkat kepercayaan diri mereka untuk berbicara dengan orang asing masih rendah. Ini yang membuat potensi diri mereka tidak muncul.(foto:infohaji) (msb)