Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU INFLASI: Harus Dijaga di Kisaran 4,5%5,5%

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah harus menekan laju inflasi agar inflasi tahunan bisa dijaga di kisaran 4,5%—5,5% dan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia dapat dipertahankan di level 5,75%. 

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah harus menekan laju inflasi agar inflasi tahunan bisa dijaga di kisaran 4,5%—5,5% dan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia dapat dipertahankan di level 5,75%. 

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono mengatakan inflasi April harus dijaga di level yang normal, yakni di bawah 0,2% month to month. Dengan demikian inflasi tahunan (year on year) dapat ditahan di tingkat 5,5%.

Apabila pengendalian harga hortikultura dapat dikendalikan, BI rate dapat dipertahankan di tingkat 5,75%.

"Jika pengendalian harga pangan bisa dilakukan, maka BI rate sementara ini masih bisa ditahan di level 5,75%," katanya dalam pesan singkat kepada Bisnis, Senin (01/04).
Prasetyantono menduga Bank Indonesia masih menunggu respon pasar uang sebelum memutuskan tingkat suku bunga acuan apakah tetap 5,75% atau naik 25 basis poin ke level 6%.

"Namun jika respons pasar negatif sehingga kurs rupiah mulai tertekan, BI rate harus naik ke 6%. Masih ada waktu bagi BI untuk memantau perkembangan ini," tuturnya.

Pengendalian harga komoditas holtikultura memegang peranan penting. Pasalnya, berdasarkan data BPS, laju inflasi pada Januari-Maret 2013 yang mencapai 2,43% mayoritas didorong oleh kenaikan harga pangan.

Laju inflasi Maret 2013 sebesar 0,63% tercatat sebagai yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Sebelumnya, inflasi Januari 2013 yang mencapai 1,03% merupakan yang tertinggi dalam 4 tahun terakhir, sedangkan inflasi Februari 2013 yang mencapai 0,75% tercatat sebagai yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Sementara itu, pada Maret, kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,04% terdongkak kenaikan harga bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan daging sapi.

Inflasi Maret juga didorong inflasi pada kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau 0,40%, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,21%, kesehatan 0,24%, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,12%, dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sutarno
Editor : Others
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper