BISNIS.COM, SEMARANG -– Penjualan eceran di Kota Semarang pada Februari 2013 mengalami peningkatan hingga 7,12% dibanding bulan sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah V, Joni Swastanto mengatakan hasil Survei Penjualan Eceran BI terhadap sejumlah pedagang eceran di Kota Semarang pada Februari 2013 tercatat indeks 145,86 atau meningkat 7,12%.
“Peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan angka indeks hasil survei bulan sebelumnya 2,21%,” tuturnya, Senin (25/3/2013).
Menurutnya, peningkatan indeks riil penjualan tersebut sejalan dengan angka inflasi Februari 2013 Kota Semarang 0,90%. “Indeks riil penjualan ini tergolong tinggi, karena berada di atas indeks normal (100),” ujarnya.
Dia mengatakan peningkatan indeks riil penjualan eceran terjadi pada beberapa kelompok komoditi yang disurvei, seperti pningkatan indeks pada kelompok perumahan dan bahan bakar yang tercatat relatif tinggi 11,58%, akibat meningkatnya permintaan bahan bakar gas rumah tangga.
“Sementara untuk indek kelompok bahan makanan 10,99% akibat meningkatnya konsumsi masyarakat,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya peningkatan indeks juga terjadi pada kelompok sandang 7,69%, serta kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau 4,27%.
Sedangkan, kelompok komoditi yang mengalami penurunan indeks riil penjualan adalah kelompok peralatan pendidikan, rekreasi dan olah raga 9,15%, kelompok transportasi dan komunikasi 2,30% dan kelompok obat-obatan, perawatan jasmani dan kosmetika 2,00%.
Joni mengatakan, disisi lain, mayoritas responden pedagang eceran mengekspektasikan dalam jangka waktu tiga dan enam bulan mendatang, harga secara umum akan mengalami peningkatan.
“Ini dikarenakan pada enam bulan mendatang bertepatan dengan perayaan hari raya Idul Fitri 1434 H. Mayoritas responden optimis bahwa omzet penjualan akan meningkat dibandingkan kondisi saat ini,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, mayoritas responden juga mengekspektasikan, suku bunga kredit perbankan dalam jangka waktu tiga dan enam bulan mendatang masih akan stabil, meskipun harga secara umum diprediksi meningkat.
“Mayoritas responden yakin peningkatan harga yang akan terjadi masih dalam kisaran yang wajar,” tuturnya. (k39/dot)