BISNIS.COM, MADIUN--PT Industri Kereta Api (Persero) menargetkan memenangi tender pengadaan kereta rel listrik di Filipina senilai Rp1,4 triliun.Direktur Produksi dan Teknologi Yunandar Aryo Handoko menyatakan pihaknya sedang mengikuti tender pengadaan 40 rangkaian kereta rel listrik di Filipina.
Yunandar menjelaskan harga pasaran tender satu rangkaian kereta rel listrik diperkirakan Rp35 miliar dan proses tender itu akan dimulai pada April 2013.
Saat ini pihaknya sedang memasukan dokumen tender kepada pihak otoritas kereta api Filipina. Pengumuman pemenang tender, imbuhnya, akan diumumkan pada pertengahan 2013.
Dia menjelaskan satu rangkaian kereta rel listrik pesanan Filipina terdiri dari 4 gerbong kereta.
"Dalam tender di Filipina kita kerja sama dengan perusahaan asing Bombardier," ujarnya dalam acara kunjungan media di kantor PT Industri Kereta Api di Madiun hari in, Jumat (22/3/2013).
Dia menambahkan pihaknya menggandeng perusahaan manufaktur kereta api Bombardier di Swedia.
Dia menjelaskan pihaknya melibatkan Bombardier dalam proyek tender itu karena Bombardier lebih dikenal di kawasan Eropa dan Asia. Bombardier, tuturnya, akan memproduksi motor traksi sebagai pengerak kereta rel listrik (KRL).
Dia menjelaskan pihak Bombardier akan mengirim motor traksi penggerak KRL ke pabrik PT Industri Kereta Api (PT INKA) di Madiun.
PT INKA, imbuhnya, akan membuat desain KRL dan melakukan perakitan konstruksi KRL di Indonesia.
Dia menjelaskan pengadaan konstruksi KRL diperkirakan memakan waktu 2 hingga 3 tahun. Adapun, kompetitor dalam tender KRL di Filipina berasal dari China, Jepang, dan Korea Selatan.
Dia menjelaskan sebelumnya pihaknya telah mengekspor 50 unit gerbong kereta penumpang dan kereta makan pada 2008 ke Bangladesh.
Dia menambahkan harga per unit gerbong kereta penumpang yang diekspor ke Bangladesh mencapai Rp6 miliar per unit.
PT INKA menurutnya pada 2012 juga telah mengekspor 16 gerbong kereta ke Malaysia. Pihak otoritas kereta api Malaysia saat ini, tuturnya, sedang menyelesaikan pemasangan kursi.
"Tim kita juga sudah di Malaysia, Maret ini akan ada pengujian gerbong hasil produksi INKA di Malaysia," katanya.
Dia menilai pihaknya siap berkompetisi dalam sejumlah proyek kereta api dengan kecepatan di bawah 120 km per jam.
Dia mencontohkan pihaknya siap bersaing dengan kereta api produksi asal China dengan spesifikasi yang sama.
Kereta Api hasil produksi China, imbuhnya, memiliki keunggulan dengan spesifikasi yang sama namun harga yang ditawarkan pihak China lebih murah.
Menurutnya kereta api produksi China ditawarkan dengan harga lebih murah karena Pemerintah China memberikan insentif pajak bagi produk ekspor.