BISNIS.COM, SEMARANG – Antrian panjang truk trailer terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan Arteri Yos Sudarso, Semarang, Kamis (21/3/2013).
Puluhan truk itu terpaksa hanya diparkirkan saja dipelataran parkir dan didepan SPBU karena tidak bisa lagi mendapatkan solar di jalur Selatan tersebut.
Sukijan, salah seorang supir truk yang menunggu di SPBU Bandarharjo bahkan mengaku sudah menunggu sejak Subuh untuk mendapatkan solar. Bersama puluhan supir truk lainnya, pihaknya hanya bisa menunggu untuk mendapatkan solar, untuk dapat melanjutkan perjanannya.
“Saya terpaksa berhenti di sini karena kondisi bahan bakar minyak (BBM) solar saya di angki sudah sangat minim, sedangkan saya masih harus melanjutkan perjalanan menuju Semarang Kota. Dan informasi dari teman, SPBU sepanjang perjalanan saya nanti sudah tidak menyediakan solar lagi,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ragil Ariyanto yang terpaksa mengantri membeli solar untuk digunakan mengantar furniture ke luar kota. “Saya harus mengantar barang ke Salatiga, tapi teman saya bilang jalur ke arah Selatan juga langka solar, maka saya tidak berani melanjutkan perjalanan ke sana kalau kondisinya seperti ini,” tuturnya.
Ariyanto, Wakil Supervisor SPBU Bandarharjo mengaku sudah mengantri di Depo Pertamina Pengapon untuk mengambil jatah BBM, namun hingga pukul 10.30 WIB belum ada kejelasan kapan solar akan dikirim.
Kelangkaan solar juga terjadi di sejumlah SPBU di Soloraya, sejak Rabu (20/3). Dari informasi yang dihimpun, kekosongan solar subsidi disebabkan karena mulai adanya pengetatan penyaluran solar subsidi.
Di Sragen, SPBU yang sempat mengalami kekosongan stok solar di antaranya SPBU Sine, SPBU Toyogo, SPBU Mahbang, SPBU Pilangsari, SPBU Taraman, SPBU Jatisomo, SPBU Kalijambe, SPBU Tomboati dan SPBU Jirapan. Di Karanganyar, SPBU Sroyo, SPBU Bolon juga diinformasikan mengalami kekosongan.
Menanggapi hal tersebut, External Relation Pertamina Pemasaran Jateng & DIY Heppy Wulansari mengatakan terjadinya kelangkaan solar dibeberapa SPBU karena Pertamina memperketat penyaluran dengan menetapkan alokasi harian kepada setiap SPBU.
“Jika sebelumnya SPBU masih mendapatkan kiriman sesuai dengan omzet rata-rata harian, namun sekarang SPBU akan dijatah sesuai dengan kuota yang ada,” ujarnya.
Menurutnya langkah tersebut dilakukan untuk menjaga stok solar subsidi sampai akhir tahun. Apalagi,lanjutnya pada awal tahun ini jumlah konsumsi solar subsidi sudah mengalami peningkatan sebesar 7%.
Dia mengatakan kuota solar subsidi untuk wilayah Jateng tahun ini mengalami penurunan sebesar 4%. “Kuota pada 2012 sebesar 1.947.822 kiloliter (KL), turun menjadi 1.878.843 kiloliter tahun ini,” tuturnya.
Menurutnya, guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan solar subsidi dilapangan, Pertamina melakukan pengaturan dengan sistem klaster SPBU, yakni dimana SPBU-SPBU dikelompokkan berdasarkan lokasi geografis dan juga dilihat dari jalur jalan raya.
“Dengan klaster ini maka Pertamina bisa mengatur agar kekosongan solar subsidi tidak terjadi di semua SPBU dalam satu area secara bersamaan, namun dapat bergantian, dan diharapkan jika masyarakat mendapati satu SPBU yang stok solarnya habis maka dapat membeli solar subsidi di SPBU lain di sekitarnya,” paparnya.
Selain itu, Pertamina juga meningkatkan ketersediaan solar non subsidi maupun Pertamina Dex di semua kota/kabupaten, seperti saat ini di 43 SPBU telah menyediakan solar non subsidi dan 340 SPBU menyediakan Pertamina Dex dari total 707 SPBU.