BISNIS.COM, JAKARTA--Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mengatakan penetapan sewa 5 tahun kepada peritel yang akan membuka gerainya di satu mal untuk menjamin interior toko bisa dipertahankan dalam kurun waktu tersebut.
Ketua APPBI DKI Jakarta. Handaka Santosa mengatakan saat akan membuka gerainya di dalam mal, maka biasanya peritel yang menyewa lahan akan melakukan sejumlah renovasi yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Sewa 5 tahun [itu kaitannya dengan] investasi renovasi [gerai, sehingga peritel] tidak buang biaya dan memperhitungkan masa depresisasi,” kata Handaka saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, Jumat (15/3/2013).
Terkait dengan desainer lokal, Handaka mengatakan saat ini karya para perancang ternama dari dalam negeri sudah masuk ke dalam department store papan atas seperti Metro, Sogo, dan Seibu.
Menurutnya, dengan bergabungnya para desainer ternama dalam negeri ke department sotre papan atas tersebut sekaligus menjadi ajang dalam upaya meraih pasar yang lebih baik.
“Desainer lokal bergabung dalam department store, market bagus [lalu bisa melangkah untuk membuka gerai dengan merk yang] berdiri sendiri. [Ini merupakan] langkah bisnis,” kata Handaka.
Seperti diketahui, sebelumnya Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) mengharapkan keberpihakan kalangan pengelola mal dengan memperkenankan kalangan perancang mode Indonesia menyewa lahan belanja di pusat perbelanjaan dengan sewa yang dibayar bulanan.
Harga sewa per bulan saja sudah dinilai mahal oleh kalangan perancang busana dalam negeri, yaitu sekitar US$ 70 per m2 per bulan. Untuk satu gerai atau butik setidaknya membutuhkan luas 30 m2.
Akibat tingginya sewa lahan di mal tersebut, menyebabkan perancang busana nasional tidak sanggup untuk memulai usahanya membuka butik dengan label sendiri di pusat perbelanjaan di dalam negeri.
Poppy Dharsono, Penasehat dan Pendiri APPMI mengatakan saat ini hanya Sebastian Gunawan dan Biyan yang mampu membuka butik sendiri di mal papan atas di dalam negeri, padahal jumlah perancang nasional banyak yang potensial hasil karyanya( Bisnis, 14 Maret 2013). (msb)