BISNIS.COM, JAKARTA--Tidak serentaknya panen membuat pasokan bawang merah tersendat.
Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Asmawi Isa mengatakan tingginya intensitas hujan berimbas pada menurunnya produksi bawang merah.
"Panen tidak serentak karena tingginya intensitas hujan. Di beberapa daerah penghasil bahkan ada yang gagal panen hingga 15%," ujarnya saat dihubungi wartawan, Jumat (8/3/2013).
Datangnya musim hujan, lanjutnya, kurang menguntungkan bagi petani bawang merah. Menurutnya, petani di beberapa daerah bahkan enggan menanam bawang merah saat musim hujan karena rentan terkena banjir dan serangan hama.
Asmawi menjelaskan di musim hujan produksi bawang merah bisa susut hingga 50%. Pasalnya, produktivitas saat intensitas hujan tinggi hanya mencapai 8--9 ton per hektare, jauh menurun dibandingkan dengan musim kemarau yang mencapai 14--17 ton per hektare.
Sebagai informasi guna menutupi turunnya pasokan bawang merah lokal, pemerintah menetapkan kuota impor bawang merah pada semester I/ 2013 sebesar 60.000 ton. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan realisasi impor di semester II/ 2012 sebesar 88.000 ton.
"Kalau memang butuh impor ya dibuka saja berapa persen. Namn, kalau tidak dibutuhkan ya lebih baik tidak usah impor," ujarnya. (msb)