SEMARANG – Empat proyek pipanisasi gas di Jawa Tengah bernilai triliunan sedang mengurus perizinan dan diharapkan mulai berjalan pada tahun ini.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jateng Teguh Dwi Paryono mengatakan sejumlah proyek pipanisasi gas di Jateng berjalan sesuai jadwal.
“Masih on schedule. Kempat proyek tersebut masih mengurus perizinan dan direncanakan dimulai tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/2/2013).
Empat proyek tersebut adalah pembangunan pipa gas ruas transmisi Kepodang--Tambak Lorok tahap pertama sepanjang 210 kilometer. Proyek ini dikerjakan oleh PT Bakrie&Brothers Tbk dengan nilai investasi US$175 juta.
Selanjutnya adalah proyek pembangunan jaringan pipa distribusi gas baru sepanjang kurang lebih 200 kilometer yang yang menghubungkan Semarang dan Solo. Proyek ini dikerjakan oleh PT Perusahaan Gas Negara namun belum disampaikan nilai invetasinya.
Proyek ketiga adalah pembangunan pipanisasi gas Semarang – Gresik oleh PT Pertagas. Proyek ini rencana akan dimulai pada tahun ini.
Adapun proyek keempat adalah pembangunan pipa transmisi gas Semarang – Cirebon dengan panjang 300 kilometer. Proyek ini dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri.
Khusus untuk pipanisasi gas Semarang-Cirebon, pihak Dinas ESDM sedang mengkaji secara rinci permasalahannya. “Kami sdang pantau permasalahannya dan mereka [Rekayasa Industri] juga belum memberikan laporan kepada kami,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, keempat proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2014 mendatang, kecuali proyek PGN yang ditetapkan selesai pada 2017. “Kami berharap gas tersebut sudah bisa mengalir paling lambat pada 2016 mendatang,” ujar Teguh.
Selain empat proyek tersebut, ada satu proyek pipanisasi gas yang sedang dalam proses pembangunan. Proyek tersebut adalah Central Processing Plant (CPP) Gas area Gundih Blora yang dibangun oleh Pertamina EP.
Proyek ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasokan gas ke PLTGU Tambak Lorok di Semarang, Jawa Tengah. “Sudah hamppir selesai, saat ini pembangunan pipa sudah sampai Mranggen, Demak," jelas Teguh.
Teguh mengharapkan pembangunan pipa gas tersebut dapat berjalan lancar agar sejumlah proyek pemerintah dalam konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas bisa segera diimplementasikan. “Proyek gas akan mendorong lahirnya SPBG [stasiun pengisian bahan bakar gas sebagai bagian dari program substisuti premium ke gas,” ujarnya.
Dampaknya, lanjut dia, subsidi negara dalam BBM bisa ditekan dan polusi kendaraan bermotor bisa dikurangi. “Gas merupakan clean energy, sehingga bagus bagi lingkungan hidup,” ujarnya.