Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA LNG: SKK Migas Patok Untuk Pembeli Domestik

JAKARTA: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mematok harga jual gas alam cair (LNG) untuk pembeli domestik.Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan perbedaan harga LNG yang diekspor dengan harga jual domestik

JAKARTA: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mematok harga jual gas alam cair (LNG) untuk pembeli domestik.

Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan perbedaan harga LNG yang diekspor dengan harga jual domestik membuat produsen LNG banyak memilih untuk mengekspor LNG. Untuk itu, agar pengalokasian LNG untuk domestik lebih banyak, pihaknya membuat patokan harga jual LNG ke domestik.

Dia mencontohkan rata-rata harga jual LNG yang diekspor bisa mencapai US$16 per MMbtu. Sementara, harga jual LNG untuk domestik jauh lebih rendah, kisaran US$11 per MMbtu.

Nantinya, pihaknya akan membuat patokan harga LNG sebesar US$ 11 per MMbtu untuk kelistrikan, sekitar US$9 per MMbtu untuk industri, sekitar dan US$8 per MMbtu untuk pupuk. Namun, angka ini tetap akan dinegosiasikan antara kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan pembeli.

“Angka ini akan menjadi pegangan saya ketika mengambil keputusan harga. Tetapi nanti dalam negosiasi, harganya menuju arah ini,” kata Rudi dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Luncheon Talk oleh SKK Migas di Jakarta, Rabu (13/2).

Rudi menegaskan, patokan tersebut tidak akan tercantum dalam aturan Kementerian ESDM. Namun, hanya menjadi patokan SKK Migas dalam menegosiasikan harga jual ke pembeli domestik.

Deputi Pengendalian Komersial Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan sangat sulit untuk menetapkan harga LNG nasional dalam sebuah aturan. Pasalnya, semua bergantung pada keekonomian di setiap lapangan gas.

Misalnya, untuk lapangan yang produksinya kecil, harga gas biasanya lebih tinggi untuk memastikan keekonomian tercapai. “Sedangkan untuk lapangan dengan produksi cukup besar, harga gas bisa dipatok murah,” kata Widhyawan dalam kesempatan terpisah.

Kemudian, bila dalam bentuk LNG, harga juga ditentukan oleh faktor, misalnya kontraktor harus membangun sendiri kilang LNG atau tidak, serta kondisi lapangan. Sehingga, harga jual LNG nasional hanya bisa dijadikan patokan dalam bernegosiasi saja.

Menurut Widhyawan, sebenarnya tidak masalah harus memasok untuk domestik asal harga LNG bisa mengejar keekonomian proyek. Namun, harus diingat, ekspor juga memperbesar penerimaan negara karena harga LNG lebih tinggi.

Dia mencontohkan harga LNG sebesar US$8 per MMbtu ini masih cukup berat untuk pupuk. Sementara, untuk industri harga US$9 per MMbtu dinilai tidak masalah selama gas ini dijadikan bahan bakar dan bukan bahan baku. (bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper