MEDAN--Harga karet ekspor Indonesia jenis SIR 20 bertahan di atas US$3 per kg sejak naik menembus angka tinggi tersebut pada awal 2012.
"Pada Rabu(9/1) harga SIR 20 di bursa Singapura untuk pengapalan Februari masih ditutup US$3,04 per kg. Harga ini membuat harga bokar (bahan olah karet) tetap mahal di pabrikan Sumut," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Rabu (9/1) malam.
Harga bokar d tingkat pabrikan pecan ini sekitar Rp25.024-Rp27.024 per kg.
Kenaikan harga disebabkan berbagai faktor mulai dari permintaan yang banyak pascalibur akhir tahun dan kekhawatiran dengan langkah Indonesia, Malaysia dan Thailand yang menyatakan masih akan terus mengurangi ekspor karet untuk menaikkan harga jual komoditas itu , setelah menurun pada tahun lalu.
"Mudah-mudahan harga bertahan bagus di atas US$3 per kg, setelah di tahun lalu tren melemah di bawah angka tersebut, sehingga menyebabkan devisa Indonesia maupun Sumut dari komoditas itu menurun ," papar Edy.
Dia menambahkan mlihat pergerakan harga di pasar bursa Singapura, ada dugaan harga karet akan naik lagi.
Pada sesi penutupan di bursa Singapura, Rabu, harga karet untuk pengapalan Maret dan April naik menjadi US$3,05 dan US$3,07. Bahkan untuk pengapalan Juli harga lebih mahal lagi yakni US$3,11 per kg.
Penasehat DPP Gapkindo, Tjoe Min Fat, menyebutkan sesuai kesepakatan tiga negara produsen utama karet yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand, pengurangan ekspor direncanakan masih terus dilangsungkan hingga Maret.
"Seperti yang direncanakan pengurangan hingga 300.000 ton, dengan harapan harga bisa pulih di atas US$3," tuturnya. (Antara/if)