Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN: Anjlok, 50% Laba Perusahaan untuk investasi

JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengusulkan kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham agar menahan 50% laba perseroan tahun ini untuk menambah investasi.

JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengusulkan kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham agar menahan 50% laba perseroan tahun ini untuk menambah investasi.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan pasalnya, laba PLN tahun ini anjlok terutama karena rugi kurs yang cukup besar.

“Kami usul ke Kementerian BUMN, jangan diambil semua dong kalau kita punya laba. Kami usulkan 50% dari laba ditahan, untuk menambah dana investasi PLN,” ujarnya ketika ditemui usai deklarasi ‘PLN Bersih : No Suap!’, Jumat (21/12/2012).

Meski demikian, Nur mengatakan tahun ini PLN tetap akan memberikan dividen kepada pemerintah. Namun, dia enggan merinci angkanya. Yang jelas, angka pastinya baru bisa diketahui setelah audit 2012 selesai.

“Dividen tetap kami kasih, tapi berapanya engga tahu karena diputuskan oleh Kementerian BUMN. Nanti kita laporkan berapa laba kita, kemudian kita usul, laba PLN itu harus ditahan 50%. Tapi keputusannya ada di Kementerian BUMN,” ujarnya.

Ada pun per 30 September 2012, laba bersih PLN terjun bebas tinggal Rp865,09 miliar, menyelam 91% dari capaian periode sama tahun sebelumnya, Rp9,45 triliun.

Penyebabnya adalah melesatnya pengeluaran keuangan atau beban nonoperasional hingga lebih dari 3 kali lipat menjadi Rp24,74 triliun, dari posisi tahun lalu Rp8,04 triliun.Beban nonoperasional Rp24,74 triliun itu disumbangkan terutama oleh rugi kurs yang tercatat Rp9,16 triliun. Tahun lalu, PLN masih membukukan laba kurs Rp2,15 triliun.Tekanan selain dari rugi kurs datang dari pos beban keuangan yang mencapai Rp17,41 triliun. Pada periode Januari—September 2011, beban keuangan PLN hanya Rp12,61 triliun.

Sementara itu, berdasarkan data PLN, pada 2013 PLN membutuhkan dana investasi Rp64,3 triliun, bersumber dari APBN Rp10,1 triliun (15,7%), dana internal PLN Rp6,1 triliun (9,5%), serta dana dari pinjaman sebesar Rp48,1 triliun (74,8%).

Dana pinjaman itu terdiri dari DIPA SLA Rp6,4 triliun, pinjaman bank Rp4,1 triliun, dan pinjaman baru (obligasi dan bank) sebesar Rp37,6 triliun.

Ada pun dana investasi sebesar Rp64,3 triliun itu rencananya akan digunakan untuk investasi pembangkit Rp34,3 triliun, transmisi dan gardu induk Rp17,7 triliun, dan distribusi termasuk untuk menyambung 2,5 juta pelanggan baru sebesar Rp12,3 triliun. (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Vega Aulia Pradipta

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper