Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DAGING SAPI: Sistem Produksi Dinilai Perlu Dirombak

JAKARTA—Untuk mencapai target swasembada daging sapi pada 2014, sistem manajemen dan produksi komoditas tersebut dinilai perlu dirombak.

JAKARTA—Untuk mencapai target swasembada daging sapi pada 2014, sistem manajemen dan produksi komoditas tersebut dinilai perlu dirombak.

Bahkan, pemerintah harus memperhatikan keakuratan data sensus nasional ternak sapi dan kerbau dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan elastisitas kebutuhan daging sapi.

“Koreksi kebutuhan juga belum akurat hingga menyebabkan kebijakan yang diambil kurang tepat. Hal itu terlihat dari basis data stok aktif sapi potong yang siap dikonsumsi,” ujar Robert Hartawan, Ketua Departemen Peternakan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dalam keterangan pers, Rabu (12/12/2012).

Saat ini, konsumsi daging sapi per kapita bangsa Indonesia mencapai 1,87 kg atau sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Menurutnya, meski konsumsi yang rendah itu pun, Indonesia memerlukan sedikitnya 448.000 ton daging sapi per tahun.

Dari jumlah itu baru sekitar 85% yang dapat dipenuhi oleh produksi daging sapi dalam negeri dan sisanya masih impor.

Robert menjelaskan kebutuhan akan daging sapi ini terus meningkat berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan.

Pemerintah, menurut Ketua BPP HIPMI Anggawira yang juga Sekjen Dewan Tani Indonesia, selalu mengandalkan data Sensus Sapi 2011 atau pendataan sapi potong, sapi perah, dan kerbau pada 2011, yakni sekitar 14,8 juta ekor.

Dari data itu, dia menambahkan Indonesia seharusnya mencapai swasembada daging, tapi dalam kenyataannya hal tersebut masih jauh dari realita, bahkan harga daging terus naik.

Harga daging sapi per kilogram di pasar yang normal antara Rp50.000 sampai dengan Rp60.000 pada 2010 dan 2011, tapi saat ini mencapai Rp90.000 hingga Rp100.000.

“Harga seperti itu jelas-jelas diakibatkan minimnya suplai. Kondisi ini mengambarkan kita masih kekurangan pasokan daging sapi,” ungkapnya. (spr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Jessica Nova
Editor : Kahfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper