Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI PLASTIK: Produksi tahun depan diproyeksi tumbuh 8%

JAKARTA—Prospek industri plastik nasional dinilai masih menjanjikan pada tahun depan, dengan estimasi produksi mencapai 3,5 juta ton atau tumbuh sekitar 8% dibandingkan target produksi tahun ini yang sebesar 3,2 juta ton.Budi Susanto, Wakil Ketua

JAKARTA—Prospek industri plastik nasional dinilai masih menjanjikan pada tahun depan, dengan estimasi produksi mencapai 3,5 juta ton atau tumbuh sekitar 8% dibandingkan target produksi tahun ini yang sebesar 3,2 juta ton.Budi Susanto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas), menuturkan meski dibayangi ketidakpastian pasokan dan fluktuasi harga bahan baku, industri plastik nasional masih akan tumbuh 7% pada tahun ini.Asumsi tersebut mengacu pada tren konsumsi plastik di dalam negeri,  yang rata-rata pertumbuhannya 1% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi.“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini kan diprediksi di atas 6%, maka pertumbuhan industri plastik bisa 7%. Artinya kalau tahun lalu produksinya 2,9 juta ton, maka tahun ini bisa 3,2 juta ton,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (6/12).Selama periode Januari-Oktober, kata Budi, produksi plastik nasional sekitar 2,4 juta ton. Pencapaian tersebut dinilai positif mengingat pada perjalanannya ada kendala pasok bahan baku polipropilena dari PT Politama, yang sudah sekitar 6 bulan menghentikan produksi. “Demand-nya [polipropilena] ada, tapi pasokannya terbatas.”Budi meyakini performa positif industri plastik hilir masih akan berlanjut pada tahun depan, meski tantangan yang dihadapi masih akan sama atau bahkan lebih berat. Sejumlah kendala yang sudah diantisipasi oleh para produsen, a.l. rencana kenaikan tarif dasar listrik, serta kemungkinan pengurangan subsidi energi atau penaikan harga BBM.“Kalau pertumbuhan ekonomi 2013 bisa mendekati 7%, kesejahteraan masyarakat meningkat dan konsumsi naik, maka [produksi plastik] bisa tumbuh 7%-8% atau mencapai 3,5 juta ton,” tuturnya.Menurut Budi, untuk menghitung potensi nilai penjualan, asumsikan harga per ton plastic US$1.500 per ton. Artinya, kalau target produksi tahun ini 3,2 juta ton dan tahun depan 3,5 juta ton tercapai, maka omset yang bisa diraup mencapai US$4,8 miliar pada 2012 dan US$5,25 miliar pada 2013.Henry Chevalier, Sekjen Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo), justru pesimistis dalam melihat prospek usaha pada tahun depan. Menurutnya, akan ada lonjakan ongkos produksi yang cukup signifikan akibat kenaikan upah buruh dan harga energi.“Komponen upah itu sekitar 4%-5% dari biaya produksi, bahan baku 60%-70%, dan sisanya ongkos energi. Kalau UMP naik hampir 45%, maka peranannya bisa meningkat mendekati 10%. Itu akan terefleksi pada 2013,” katanya.Otomatis, lanjut Henry, beban tersebut akan dibagi oleh produsen ke konsumen melalui kenaikan harga jual produk plastik dan kemasan.“Naiknya bisa 10% dan itu bisa berdampak sistemik karena industri pengguna kemasan plastic juga akan menaikan harga jual produknya. Bisa terjadilah inflasi tinggi,” katanya.Karenanya, Henry berharap ada dukungan dari pemerintah guna mengurangi beban ekonomi pelaku industri plastik hilir, yakni dengan memperpanjang masa penyerapan fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah(BMDTP).“Tahun ini relatif hanya sekitar dua bulan untuk kami bisa memanfaatkan BMDTP karena regulasi sektoralnya baru keluar sekitar Agustus dan proses administrasinya sendiri makan waktu satu bulan lebih. Jadi sepertinya pemerintah tidak niat kasih,” tegasnya.Fasilitas BMDTP tersebut sangat dibutuhkan pelaku industri mengingat selama ini 40-50% kebutuhan bahan baku harus diimpor karena kemampuan produsen lokal sangat terbatas.“Impor dari Asia memang bebas bea masuk, tapi kan bahan baku plastik ada juga yang dari Timur Tengah, Jerman, dan Eropa. Untuk itu kami butuh keringanan bea masuk,” tandasnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper