DENPASAR: PT Pertamina (Persero) menargetkan antrean panjang akibat kelangkaan bahan bakar minyak jenis premium dan solar di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan berakhir pada Selasa (27/11) seiring normalisasi suplai yang terus dilakukan.Ronny Anthoko, Sales Area Manager Retail Pertamina Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan tersendatnya pasokan BBM akibat panic buying yang dilakukan masyarakat NTT akan segera normal.“Saat ini, Pertamina terus melakukan upaya memperbesar suplai di sejumlah kawasan, terutama Kupang,” katanya kepada Bisnis, Senin (26/11).Untuk memudahkan normalisasi, jelasnya, Pertamina NTT juga telah mengkoordinasikan dengan sejumlah satuan kerja provinsi dan pengamanan.“Kondisi saat ini, masih dalam posisi aman. Tidak ada langkah nekat dari masyarakat yang menyabotase truk tangki pengiriman,” jelasnya.Terinci, lanjutnya, persediaan BBM untuk provinsi ini masih banyak tersedia. Untuk jenis premium, tercatat masih 2.600 kilo liter (kl) dengan pemakaian rata-rata per hari sebanyak 270 kl. Adapun untuk jenis solar, pasokan cenderung mengkhawatirkan.Pasokan hanya tersedia 2.400 kl dengan pemakaian rata-rata per hari mencapai 4.300 kl untuk penggunaan angkutan umum serta untuk suplai pembangkit milik PT PLN Persero.Kelangkaan BBM, paparnya, terjadi karena terjadi pembelian secara besar-besaran akibat instruksi pemerintah untuk mengendalikan BBM. Catatan pertamina melengkapi, di Kupang telah terjadi over kuota pemakaian premium sebanyak 165 dari pagu tahunan. Adapun untuk solar, over kuota terjadi sebesar 5%.Sementara itu, Manajer Penjualan PT Pertamina Area Bali-Nusa Tenggara Barat Iin Febrian mengatakan jaminan pasokan dua jenis bahan bakar bersubsidi di NTT juga akan dijamin oleh depo Pertamina Bali yang ada di Manggis, Karangasem, Bali.Saat ini, cadangan untuk premium masih berada pada kisaran 25.000 kl atau setara cukup untuk 20 hari mendatang. Adapun BBM jenis solar, cadangannya masih mencapai 28.500 kilo liter yang cukup untuk 49 hari mendatang. (Bsi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
