Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RESTRUKTURISASI USAHA: Kawasan Berikat Nusantara siapkan Rp1 triliun

JAKARTA—PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) akan merestrukturisasi sejumlah usaha yang kini dijalankan, dengan anggaran Rp1 triliun pada tahun depan.

JAKARTA—PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) akan merestrukturisasi sejumlah usaha yang kini dijalankan, dengan anggaran Rp1 triliun pada tahun depan.

 
Direktur Utama PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) (Persero) Sattar Taba mengatakan langkah restukturisasi itu untuk meraup target laba tiga kali lipat dari laba yang diperoleh tahun lalu.
 
“Tahun lalu laba yang diperoleh kurang dari Rp100 miliar. Tahun depan saya targetkan, laba KBN harus tiga kali lipat dari laba 2011,” kata Sattar yang baru dilantik menjadi Dirut KBN pada 5 November 2012 kepada Bisnis, Selasa (13/11/2012). 
 
Berdasarkan data Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), laba KBN pada 2011 hanya mencapai Rp42,34 miliar.
 
Menurutnya, selain merestrukturisasi pihaknya juga akan mengevaluasi sejumlah usaha yang kini dijalankan a.l properti atau sewa pergudangan, forwarder atau jasa pengiriman barang, kepelabuhanan, trading mix atau perdagangan campuran, peti kemas, trucking atau pengangkutan lintas provinsi, dan perbengkelan.  
 
Selain merestrukturisasi dan mengevaluasi sejumlah usaha, langkah cepat yang akan dilakukan adalah meminta Pemda DKI segera menerbitkan izin pengelolaan lahan di Merunda, agar segera dibangun industri untuk menyerap tenaga kerja.
 
Menurutnya, total lahan yang dimiliki KBN seluas 726 hektare, terdiri dari 450 hektare lahan di Marunda, 176 hektare di Cakung, dan 100 hektare di Cilincing.
 
Namun, yang dimanfaatkan baru lahan yang di Cilincing dan Cakung dengan total 100 perusahaan atau investor yang ada di dalamnya.
 
Sementara lahan di Marunda yang ada sejak 1999, hingga kini belum juga dibangun industri karena izin pengelolaan lahan belum diterbitkan oleh Pemda DKI. Padahal, saat Presiden SBY berkunjung pada 2005, dia sudah menginstruksikan agar segera ada pembangunan industri di lahan yang cukup luas tersebut, untuk menyerap banyak tenaga kerja dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
 
Sattar yang baru sembilan hari menjabat sebagai Dirut KBN tidak mengerti, mengapa Pemda DKI masih belum juga menerbitkan surat izin pengelolaan lahan, padahal pihak KBN setiap tahun membayar biaya retribusi kurang lebih Rp10 miliar.
 
“Bayangkan, setiap tahun manajemen KBN lama harus membayar biaya retribusi, padahal tidak ada pemasukkan sama sekali dari lahan yang masih nganggur itu,” ujar Sattar.
 
Secepatnya, pihaknya akan bertemu Pemda DKI dan Menteri BUMN untuk membicarakan persoalan tersebut. Karena hal itu lanjutnya, berkaitan dengan target perolehan laba tiga kali lipat di 2013 nanti, dari laba KBN yang diperoleh pada 2011.
 
Dia mengungkapkan, ada sejumlah bisnis atau usaha yang akan dibangun di atas lahan di Merunda. Diantaranya adalah cement mill atau pabrik semen dengan kapasitas kurang lebih 2 juta ton per tahun, dan semen mortar sekitar 1 juta ton per tahun khusus untuk mensuplai kebutuhan di Jakarta.
 
Dia berencana, pabrik semen mortar akan dibangun dan dioperasikan tahun depan. Sedangkan untuk cement mill, direncanakan pembangunannya tahun depan dan beroperasi pada 2014.
 
Masih berkaitan dengan semen, pihaknya juga akan membangun packing plant khusus untuk memenuhi kebutuhan semen di wilayah ini, dengan kapasitas 250 ton per jam.
 
Menurutnya, sumber dana untuk membangun semua bisnis semen itu, diluar dari anggaran rencana belanja tahun depan untuk merestrukturisasi sejumlah usaha yang dijalankan, yang mencapai Rp1 triliun.
 
Dia merencanakan, anggaran untuk membangun bisnis semen tersebut berasal dari dana hasil kerja sama pihaknya dengan PT Pelindo II dan Jasa Marga yang akan membangun jalan tol menghubungkan Pelindo II dan KBN.
 
Khusus cement mill, pihaknya memproyeksikan penyerapan anggaran maksimal Rp500 miliar, dengan mesin yang akan didatangkan dari China.
 
“Rencana saya, dana hasil kerja sama itu untuk membangun bisnis semen dengan lokasi di Merunda,” tegasnya. 
 
Pihaknya berharap, Pemda DKI juga ikut bekerja sama dengan secepatnya mengeluarkan izin pengelolaan lahan di Merunda, agar semua rencana itu segera terwujud atau berjalan sesuai target.
 
Sebab selain membangun pabrik semen dan sejumlah usaha lainnya, pihaknya juga berencana membangun pembangkit listrik bertenaga batu bara atau PLTU dengan kapasitas 2 x 50 Megawatt (MW), juga di atas lahan milik KBN di Merunda.
 
Selain untuk memenuhi kebutuhan listrik sejumlah industri yang ada di kawasan bisnis tersebut, daya listrik yang dihasilkan nanti juga akan dijual ke pihak PLN.
 
Dia menyebutkan, saat ini kebutuhan listrik di kawasan industri yang diklaim terbesar di Asia Tenggara itu mencapai 100 MW. Dengan pembangkit listrik berkapasitas daya 2x50 MW tersebut, diharapkan cukup memenuhi kebutuhan listrik di kawasan itu.
 
Adapun pembangunan pembangkit listrik tersebut akan dilakukan bertahap. Tahap pertama dengan daya sebesar 50 MW, tahap kedua juga 50 MW. (K46/faa)
 
foto: kbn.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya
Sumber : JIBI

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper