Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPUK NPK: Saraswanti Anugerah Makmur Tuntaskan Pabrik Rp110 Miliar

MOJOKERTO: PT Saraswanti Anugerah Makmur menuntaskan proyek pembangunan pabrik pupuk NPK tahap keempat di Mojosari, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 110 miliar.Direktur Pengembangan PT Saraswanti Anugerah Makmur Edi Premono mengungkapkan

MOJOKERTO: PT Saraswanti Anugerah Makmur menuntaskan proyek pembangunan pabrik pupuk NPK tahap keempat di Mojosari, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 110 miliar.Direktur Pengembangan PT Saraswanti Anugerah Makmur Edi Premono mengungkapkan proyek itu melengkapi realisasi pembangunan pabrik pupuk yang telah dikembangkan dalam tiga tahap di Mojosari dan Medan.Dengan begitu, ujarnya, kapasitas terpasang pabrik pupuk NPK milik kelompok usaha Saraswanti kini telah mencapai 370.000 ton per tahun. Jenis pupuk yang diproduksi terdiri dari NPK Briket dan Granule yang merupakan hasil kemitraan dengan pusat penelitian perkebunan milik PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN).Menurut Edi, kapasitas produksi perusahaan akan terus ditingkatkan hingga 710.000 ton per tahun dengan berencana membangun sejumlah pabrik baru di Medan, Palembang, dan Kalimantan Tengah. Dia memperkirakan investasi pembangunan pabrik baru di luar Jawa itu sekitar Rp 240 miliar.“Rencananya secara bertahap dibangun mulai tahun depan, sehingga peningkatan kapasitas produksi yang diinginkan dapat terealisasi pada 2014,” jelasnya saat peresmian pabrik pupuk di Mojosari, Sabtu (10/11/2012).Edi berharap pembangunan pabrik-pabrik baru itu  mampu membuat kelompok usaha Saraswanti bergerak mendekati pasar, menyusul meningkatnya kebutuhan pupuk terutama bagi sektor perkebunan.Sepanjang tahun ini, Dia mencatat kebutuhan pupuk NPK untuk perkebunan nasional berkisar 6,8 juta ton. Konsumsi pupuk NPK diperkirakan akan terus melonjak hingga 7,6 juta ton per tahun pada 2014.Hingga kini, 75% kebutuhan pupuk NPK untuk sektor perkebunan nasional dipasok oleh industri di dalam negeri baik BUMN, swasta nasional, hingga PMA, sisanya disuplai melalui mekanisme impor. Dengan begitu, kata Edi, kue bisnis industri pupuk NPK masih tergolong besar.“Untuk itu, kami perlu meningkatkan kualitas dan kapaitas produksi untuk menjaga kompetisi pasar dan meningkatkan daya saing. Apalagi, kebutuhan pupuk NPK akan semakin tinggi dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.Produksi pupuk NPK milik Saraswanti telah didistribusikan bagi sejumlah perkebunan tebu, kelapa sawit, dan karet dengan kapasitas mencapai 7 juta ton per tahun. Saraswanti kini telah memproduksi pupuk khusus tebu atau Halei, hasil kerja sama dengan pusat penelitian perkebunan gula Indonesia (P3GI).Menurut Edi, pihaknya memproduksi jenis pupuk yang berbeda untuk setiap komoditas perkebunan. Selain Halei, ada pula pupuk khusus kelapa sawit atau Palmo, pupuk khusus perkebunan karet yakni Pukalet, serta pupuk khusus perkebunan kopi dan kakao, yakni Koka.“Setiap komoditas pupuknya berbeda, sebab kebutuhannya memang berbeda untuk memaksimalkan yield produksi,” katanya.Pasokan pupuk produksi Saraswanti hingga kini masih terkonsentrasi menyuplai kebutuhan perkebunan kelapa sawit dengan alokasi distribusi mencapai 40%, menyusul perkebunan karet sekitar 20%—30%, perkebunan tebu sebesar 20%, dan sisanya memenuhi kebutuhan kebun-kebun kopi dan kakao.“Kami mendistribusikan sekitar 700 kilogram pupuk setiap tahun untuk 8 juta hektare perkebunan sawit nasional. Angka itu masih berpotensi meningkat karena industri sawit sedang berkembang pesat,” tukasnya.Menteri Badan Usahan Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yang meresmikan langsung pabrik pupuk NPK Saraswanti tahap keempat itu, mengungkapkan perusahaan pupuk swasta nasional perlu menjadi mitra sinergi bagi kelompok industri BUMN.“Produksi pupuk NPK Saraswanti merupakan yang terbesar di Indonesia. Potensi produksinya terus berkembang guna memenuhi kebutuhan nasional,” katanya.Dahlan menilai penetrasi perusahan swasta nasional untuk mendongkrak produksi perlu mendapat dukungan agar mengantisipasi kelangkaan pupuk. Dengan begitu, pertumbuhan luas lahan perkebunan tetap dapat sejalan dengan peningkatan produksi pupuk.“Perusahaan itu dalam berbisnis jangan murtad. Kebanyakan perusahaan begitu pasti berakhir buruk. Jadi, perusahaan seperti Saraswanti ini fokus saja di industri pupuk,” ungkapnya. (bas)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper