JAKARTA--Pemerintah berharap pengereman impor, diversifikasi pasar ekspor, dan koordinasi yang erat dengan Bank Indonesia dapat mengatasi defisit transaksi berjalan.Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan beberapa langkah tengah dijalankan pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan yang melebar dari US$3,2 miliar pada kuartal I/2012 menjadi US$6,9 miliar pada kuartal II/2012."Untuk menggenjot ekspor, pemerintah mengupayakan diversifikasi pasar ekspor dan hilirisasi untuk meningkatkan nilai produk ekspor," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (16/09).Firmanzah menuturkan dari sisi kebijakan fiskal, pemerintah terus mendorong penghematan sektor yang mengontribusikan impor dan meningkatkan aliran investasi, terutama foreign direct investment (FDI). Untuk mereduksi beban importasi BBM dalam neraca transaksi berjalan, kata Firmanzah, pemerintah menerapkan pembatasan dan pelarangan penggunaan BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas pemerintah di Jawa-Bali dan akan diperluas ke seluruh Indonesia."Pemerintah juga mengusulkan pengurangan subsidi kepada pelanggan PLN di atas 1300 VA ke DPR pada 2013," katanya.Firmanzah juga menegaskan pemerintah akan terus berkoordinasi dengan BI untuk mengantisipasi tekanan pada transaksi berjalan.Pada kesempatan terpisah, Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan tekanan terhadap transaksi berjalan masih akan cukup besar selama ekspor belum menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan."Kita sendiri selama ekspor belum bisa rebound cepat, tekanan terhadap current account masih akan cukup besar. Mudah-mudahan ada slowdown dari impor dan ekspornya sedikit meningkat," ungkap Bambang.Meski demikian, Bambang berpendapat defisit transaksi berjalan sebagai kondisi yang wajar. Yang terpenting, katanya, defisit tidak membesar."Jadi kita jangan terlalu takut bahwa ini berbahaya. Tapi yang kita jaga adalah jangan sampai current account deficit membesar, itu saja," katanya.Ekonom RBS Enrico Tanuwidjaja mengatakan defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia pada paruh pertama 2012 relatif normal bagi negara berkembang, di mana tingginya impor dalam bentuk barang modal digunakan untuk investasi."Kami memproyeksikan defisit transaksi berjalan akan menyempit pada kuartal III/2012 sebagai hasil dari melemahnya rupiah," ujar Enrico.Selain itu, menguatnya harga komoditas, melambatnya permintaan domestik, dan ketatnya likuiditas di dalam negeri akan membantu menjaga defisit transaksi berjalan agar tidak melebar.Seperti diberitakan Bisnis, Gubernur BI Darmin Nasution berharap pemerintah dapat lebih banyak berperan dalam mengatasi persoalan defisit transaksi berjalan. Pasalnya, apabila hanya dibebankan kepada BI, ongkos moneter yang dibutuhkan terlalu besar. (faa)
DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN: Pemerintah koordinasikan kebijakan dengan Bank Indonesia
JAKARTA--Pemerintah berharap pengereman impor, diversifikasi pasar ekspor, dan koordinasi yang erat dengan Bank Indonesia dapat mengatasi defisit transaksi berjalan.Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan beberapa langkah tengah dijalankan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Diena Lestari
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
24 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Borong, Intip Target Saham PGAS Terbaru
1 jam yang lalu
Gerak-gerik Pemegang Saham Unilever (UNVR) Jumbo Putar Haluan
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 menit yang lalu
Kemenkeu: Jangan Cuma Kerja Keras, Produktivitas Harus Ditingkatkan
8 menit yang lalu
Usai BPHTB Dihapus, Bagaimana Nasib Harga Rumah Subsidi Tahun Depan?
24 menit yang lalu