Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKKBN: 31,8 juta balita Indonesia akan jadi bonus demografi 2030

BATAM Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan jumlah balita Indonesia yang mencapai sekitar 31,8 juta jiwa pada 2012 bisa menjadi aset untuk pertumbuhan ekonomi dimasa depan.

BATAM Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan jumlah balita Indonesia yang mencapai sekitar 31,8 juta jiwa pada 2012 bisa menjadi aset untuk pertumbuhan ekonomi dimasa depan.

"Balita merupakan aset jika para orang tua mampu membimbing mereka dan memberikan pendidikan yang bagus. Sehingga pada sekitar 2030 akan menjadi bonus demografi bagi Indonesia bila pemerintah mampu menyediakan pekerjaan," kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Sudibyo Alimoeso di Batam, Selasa (11/09).

Ia mengatakan, mulai 2020 hingga 2030 mendatang penduduk dewasa yang siap bekerja di Indonesia akan meningkat signifikan.

"Namun jika tidak ada pekerajan, balita yang menjadi dewasa dan membutuhkan pekerjaan tersebut akan menjadi masalah bagi Indonesia, karena menganggur," kata dia.

Sudibyo memperkirakan jika lapangan kerja tidak cukup menyerap angkatan muda yang masih relatif sedikit, diperkirakan pada saat bonus demografi nanti jumlah pengangguran setiap tahun ada sekitar 1,5-2 juta orang dari seluruh angkatan kerja.

Jika semua bisa bekerja, kata dia, jumlah angkatan kerja yang akan mencapai 69 persen dari total penduduk Indonesia hanya menanggung sebagian kecil penduduk, hal ini akan akan sangat menguntungkan.

"Saat angkatan muda berjumlah sangat besar atau sekitar 69 persen dari total penduduk tersebut, mereka hanya akan menanggung beban kelompok usia anak dan lansia dengan rasio 44 orang ditanggung 100 tenaga kerja," kata Sudibyo.

Hal tersebut akan menjadikan perekonomian Indonesia melesat cepat dan angka kemiskinan di Indonesia bisa berkurang.

"Mereka harus bekerja, sehingga mampu menanggung para lansia dan balita. Jika tidak mereka akan membebani ekonomi negara," kata dia.

Kepala BKKBN Kepri, Sunarto mengatakan, khusus di Kepri terutrama Batam angka pertumbuhan penduduk masih tinggi karena rata-rata penduduknya adalah pendatang dengan usia produktif.

"Di kepri saat ini jumlah penduduk lansia hanya sekitar 4 persen. Namun yang menjadi masalah adalah anak usia balita. Mereka akan menadi beban bila saat dewasa tidak ada pekerjaan yang memadai," kata dia. (Antara/Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper