JAKARTA: Berkurangnya impor sepanjang Juli 2012 diduga sebagai akibat dari depresiasi kurs Rupiah terhadap sejumlah mata uang negara mitra dagang Indonesia.Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan turunnya defisit neraca perdagangan Indonesia Juli dibandingkan Juni sesuai dengan proyeksi membaiknya ekspor pada semester II/2012."Jadi meskipun kondisi Eropa masih belum menentu, tapi pressure pada neraca perdagangan akan berkurang karena ekspornya relatif membaik. Impor juga agak berkurang mungkin karena kurs juga terlalu berat ya untuk importir," ujarnya di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Selasa (04/09/2012).Menurutnya, depresiasi rupiah yang sempat menembus Rp9.500/US$ turut menghambat impor. Menurut Bambang, keputusan Bank Indonesia untuk menahan kurs pada kondisi saat ini sudah didasarkan pada perhitungan ekuilibrium yang dianggap sesuai dalam situasi perekonomian saat ini."BI kan harus menghitung nilai ekuilibrium yang pas untuk kondisi tertentu. Nah, untuk kondisi sekarang, kalau rupiahnya terlalu kuat, tidak bagus juga impornya akan terlalu besar, terutama impor barang konsumsi dan yang tidak terlalu perlu," tuturnya.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor Indonesia pada Juli 2012 mencapai US$16,15 miliar, sedangkan impor US$16,33 miliar. Dengan demikian terbentuk defisit neraca pedagangan Juli sebesar US$176,5 juta. Defisit ini turun drastis dibandingkan Juni yang mencapai US$1,3 miliar.Sementara itu, secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia Januari-Juli 2012 masih surplus US$335,5 juta, akibat capaian ekspor yang mencapai US$113,11 miliar dan impor US$112,78 miliar. (if)
IMPOR JULI TURUN: Dampak Dari Depresiasi Rupiah Terhadap Mata Uang Mitra Dagang
JAKARTA: Berkurangnya impor sepanjang Juli 2012 diduga sebagai akibat dari depresiasi kurs Rupiah terhadap sejumlah mata uang negara mitra dagang Indonesia.Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan turunnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Diena Lestari
Editor : Wan Ulfa Nur Zuhra
Topik
Konten Premium