BOGOR: Peternak ayam petelur (layer) menderita kerugian, karena harga jual telur saat ini hanya Rp12.500 per kg di bawah biaya produksi (break event point/BEP) Rp14.500 per kg.
Pemilik CV Darmawan Group, peternakan ayam petelur, Avinka, mengatakan saat ini peternak harus menjual telur dengan harga rendah, sehingga menderita kerugian.
"Sekarang jual rugi, Rp12.500 per kg, padahal BEP Rp14.500 per kg, rugi," ujarnya saat menerima kunjungan kerja Menteri Pertanian Suswono, Sabtu (4/8/2012).
Padahal, pada hari pertama Ramadhan, harga telur ayam mencapai Rp19.000 per kg. Harga telur ayam naik mulai sebulan sebelum Ramadhan, karena banyak industri membeli telur untuk bahan baku kue.
Harga telur terus bergerak turun memasuki puasa yaitu dari Rp19.000 per kg pada hari pertama puasa turun menjadi Rp14.000 per kg memasuki hari kesepuluh puasa. Bahkan, saat ini sudah turun mencapai Rp12.500 per kg.
CV Darmawan Group saat ini memiliki 93.000 ekor ayam petelur dengan produksi 4,3 ton telur setiap hari. Produksi itu turun dibandingkan dengan kondisi normal 5,1 ton per hari akibat cuaca panas.
Selain itu, perusahaan itu juga memasok daging ayam petelur yang sudah afkir (ayam petelur yang sudah tidak produktif). Pada awal puasa, perusahaan telah mengeluarkan 12.000 ekor ayam petelur afkir, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan daging ayam pada saat lebaran, perusahaan telah menyiapkan 12.000-13.000 ekor ayam afkir hidup.
Avinka menjelaskan kenaikan biaya produksi telur itu disebabkan kenaikan harga pakan ternak akhir-akhir ini mencapai 30%-35%. Kenaikan harga pakan itu, katanya, disebabkan kenaikan bahan baku pakan seperti jagung, bekatul, dan tepung tulang (meat and bone meals/MBM).
Harga jagung misalnya naik menjadi Rp3.300 per kg dibandingkan dengan sebelumnya Rp2.000 per kg. Harga bekatul naik menjadi Rp6.900 per kg, sedangkan harga MBM mencapai US$800 per ton dibandingkan dengan sebelumnya US$550 per ton.
Bahkan, selain harga MBM mengalami kenaikan signifikan, tetapi stok bahan baku pakan ternak itu, katanya, tidak ada. "MBM kosong."
Ketua Umum Pusat Informasi Pasar Unggas (Pinsar) Hartono menuturkan saat ini merupakan saat paling sulit bagi peternak ayam baik daging maupun telur.
"Namun, titik terparah [peternakan daging dan telur ayam] pada September setelah Lebaran. Kami mohon bantuan dari pemerintah," jelasnya.(msb)
Perkembangan harga ayam (per kg)
----------------------------------------------------------
Periode daging ayam telur ayam
----------------------------------------------------------
21 Juli 33.000 19.000
22 Juli 33.000 19.000
23 Juli 32.000 17.000
24 Juli 31.000 16.000
25 Juli 30.000 15.000
26 Juli 29.000 15.000
27 Juli 29.000 14.500
28 Juli 28.000 14.000
29 Juli 28.000 14.000
30 Juli 25.000 13.000
31 Juli 25.000 13.000
1 Agustus 24.000 12.500
2 Agustus 24.000 12.500
3 Agustus 24.000 12.500
4 Agustus 24.000 12.500
----------------------------------------------------------
Sumber: berbagai sumber, diolah