JAKARTA: Produksi industri baja jadi nasional dikhawatirkan tidak akan mencapai target karena permasalahan bahan baku besi tua (scrap) yang tersendat di sejumlah pelabuhan.Berdasarkan data The Indonesian Iron and Steel Industry Association, kinerja sektor industri baja sangat mengkhawatirkan pada semester I 2012.Produksi baja jadi nasional hanya mencapai 3 juta ton pada semester I tahun ini atau anjlok sekitar 50% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.Bahkan, produksi baja jadi turun signifikan pada empat bulan pertama tahun ini akibat permasalahan tersebut.Pada Januari—April 2012, produksi baja Tanah Air hanya mencapai 1,5 juta ton atau anjlok 50% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3 juta ton.Edward R Pinem, Direktur Eksekutif The Indonesian Iron and Steel Industry Association, menuturkan pihaknya khawatir kemampuan produksi industri baja domestik hanya mencapai 4—4,5 juta ton pada tahun ini jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi.Adapun kemampuan produksi industri baja dalam negeri berada di kisaran 8—9 juta ton dalam setahun.“Ini menunjukkan industri baja kita sudah mengkhawatirkan. Pengusaha nyaris tidak berproduksi pada semester I tahun ini. Kita sibuk mengurusi masalah bahan baku scrap yang tersendat ini,” ujarnya dalam acara Diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) yang bertema Kinerja Industri Baja di Tengah Kelangkaan Bahan Baku, Jumat (13/7).Bahkan, kinerja yang terjadi pada semester I lalu diprediksi berimbas pada semester II dengan penurunan produksi 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun demikian, ujar Edward, kinerja industri baja nasional secara keseluruhan optimistis bisa tumbuh 5%—7% pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.“Pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto,” ujarnya.
Menurutnya, sebanyak 7.000 kontainer bahan baku berupa besi tua tersendat di sejumlah pelabuhan sejak 3 Februari hingga awal Juni lalu. (faa)