Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMDTP diharapkan pacu daya saing di pasar global

 

 

JAKARTA: Pemerintah berharap fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) dapat mendorong industri dalam negeri di tengah tantangan perekonomian global yang penuh ketidakpastian.
 
Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan BMDTP dimaksudkan untuk memberikan keringanan bagi industri manufaktur yang barang dan bahan baku produksinya belum tersedia di dalam negeri.
 
"Tujuannya, sementara masih belum tersedianya bahan di dalam negeri, kita mendorong industri dengan memberikan BMDTP," ujarnya di gedung DPR hari ini Kamis (28/06/2012).
 
Total pagu BMDTP yang dialokasikan pemerintah dalam APBN-P 2012 mencapai Rp500 miliar-Rp600 miliar. BMDTP ini mencakup sektor industri komponen kendaraan bermotor, elektronik, perkapalan, alat berat, transformator PLTU, pupuk, dan telekomunikasi.
 
Selain itu, insentif juga diberikan juga kepada sektor pembuatan kemasan plastik, alat tulis, serat optik, tinta khusus, produksi kereta api, resin sintetis, reparasi pesawat terbang, serta industri peralatan infus.
 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.S. Brodjonegoro menuturkan besaran BMDTP per sektor berbeda-beda karena didasarkan pada kebutuhan riil industri.
 
Sebelumnya, beleid BMDTP untuk sektor alat berat, otomotif, dan perkapalan terlambat dipublikasi Kemenkeu. Hal ini, kata Bambang, akibat pembahasan dengan Kementerian yang belum final, terutama terkait daftar perusahaan yang akan menerima BMDTP.
 
BMDTP termasuk dalam pajak ditanggung pemerintah yang dalam Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012 juga mencakup PPh komoditas panas bumi yang pagunya mencapai Rp815,4 miliar dan PPh atas bunga imbal hasil SBN global Rp2.848 miliar. Sehingga total pajak ditanggung pemerintah dalam APBN-P 2012 mencapai Rp4.263,4 miliar. (sut) 
 
 
 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper