JAKARTA—Kesepakatan negara-negara G20 untuk mengangkat pendanaan infrastruktur sebagai inisiatif global diharapkan dapat melahirkan lembaga pembiayaan infrastruktur serupa Asean Infrastructure Fund (AIF) di tingkat G20.
Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo menuturkan dalam forum G20 yang membahas soal kerangka pembangunan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, RI menyuarakan pentingnya pendanaan infrastruktur.
"Di situ ditekankan bahwa pembiayaan infrastruktur itu sangat penting karena akan sangat bermanfaat bagi negara maju dan negara berkembang," tuturnya di kantor Kementerian Keuangan hari ini, Selasa (26/6/2012).
Menurut Agus, inisiatif pendanaan pembangunan yang digagas di forum G20, harusnya dapat berujung pada pembentukan lembaga pendanaan infrastruktur. Lembaga pendanaan infrastruktur G20 ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi negara-negara berkembang untuk memperoleh pembiayaan proyek-proyek infrastruktur.
"Harusnya seperti itu [AIF]. Tapi bukan hanya dalam bentuk pendanaan, tapi juga modeling dan bentuk-bentuk persiapan kapasitas," ujarnya.
Pembangunan infrastruktur di negara berkembang, kata Agus, akan menopang pertumbuhan ekonomi dan menggenjot perekonomian dunia. Sehingga tujuan untuk mencapai ekonomi dunia yang kuat, berkelanjutan dan inklusif bisa dicapai.
"Pertumbuhan ekonomi negara maju bisa terjaga karena mereka bisa mengekspor kapasitas dan teknologi ke negara berkembang. Di negara berkembang, membaiknya infrastruktur akan membuat ekonominya maju," tutur Menkeu.
Menkeu menegaskan bahwa salah satu kunci pembangunan infrastruktur adalah berjalannya skema public private partnership (PPP). Namun, Menkeu menyoroti pentingnya persiapan proyek, dokumen tender, sistem kontrak, dan kapasitas pelaksana proyek yang baik agar skema ini dapat berjalan di Indonesia.
"Yang menjadi tantangan kita adalah menyiapkan proposal infrastruktur yang baik, soalnya pencarian dana tidak akan sulit kalau kita punya list proyek yang siap dieksekusi," tegasnya. (sut)