Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HEMAT ENERGI: Presiden dinilai tidak tegas

JAKARTA: Pelaku industri menilai pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai penghematan energi semalam tidak ada pengaruhnya terhadap sektor ekonomi dan industri dalam negeri.Achmad Widjaya, Sekretaris Jenderal Forum Industri Pengguna Gas Bumi,

JAKARTA: Pelaku industri menilai pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai penghematan energi semalam tidak ada pengaruhnya terhadap sektor ekonomi dan industri dalam negeri.Achmad Widjaya, Sekretaris Jenderal Forum Industri Pengguna Gas Bumi, mengemukakan pidato tersebut dinilai sebagai keputusan politik yang tidak tegas, sehingga tidak akan mendapat gugatan kelas (class action) bagi sektor ekonomi.Menurutnya, pemerintah sebaiknya melakukan tindakan tegas, misalnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), sebagai salah satu langkah penghematan energi di dalam negeri dan penambahan pemasukan bagi negara. “Lebih baik tegas, naikkan saja BBM,” ujarnya Rabu 30 Mei 2012.Selain itu, Achmad juga mengkritik salah satu kebijakan presiden, yakni penghematan penggunaan listrik dan air di kantor pemerintah di seluruh daerah.Dia mempertanyakan sistem kontrol antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pemerintah daerah memiliki kuasa tersendiri tanpa harus meminta persetujuan pemerintah pusat. “Lebih luasnya, APBN dan APBD tidak menjadi kontribusi buat rakyat,” tuturnya.

 

Achmad menegaskan pengusaha tidak melihat ada insentif tambahan dari pemerintah untuk sektor ekonomi. Pemerintah, ujarnya, dinilai lebih suka berbicara secara makro dan tidak mau berbicara mikro yang bersifat class action.“Itu berbahaya untuk produktivitas industri dan perbankan,” tegasnya.

Dia menambahkan program mikro yang diterapkan pemerintah saat ini tidak jelas. Dalam kurun waktu 8 tahun, pemerintahan SBY-Boediono tidak memberikan insentif apapun buat pengusaha.“Pemerintah malah terkadang memberatkan pelaku industri dengan adanya sejumlah peraturan menteri yang terbit terus dan diberlakukan. Itu jadinya menjadi ancaman, beban ongkos juga bertambah,” ujarnya.(12/Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper