Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUBSIDI BBMPemerintah didesak sodorkan usulan kuota yang lebih realistis

 

 

JAKARTA: Pemerintah diminta mengusulkan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang realistis dan kredibel dalam penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sehingga tidak perlu ada penambahan setiap tahunnya.
 
Pengamat energi dari ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan sejak awal, kuota BBM bersubsidi sebanyak 40 juta kiloliter yang diajukan pemerintah dalam RAPBN 2012, memang tidak realistis mengingat realisasi konsumsi BBM bersubsidi pada tahun lalu sebesar 41,7 juta kiloliter.
 
Apalagi, imbuhnya, hingga kini pemerintah tidak mempunyai kebijakan nyata yang bisa mengendalikan penggunaan BBM bersubsidi. 
 
“Seharusnya, pemerintah itu mengajukan angka [kuota BBM bersubsidi] yang realistis dan kredibel, sehingga tidak ada lagi minta-minta tambahan kuota,” ujarnya Senin, 28 Mei 2012.
 
Menurutnya, basis perhitungan kuota BBM bersubsidi yang diusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, semestinya bukan hanya dari depo, tetapi dari penjualan di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). 
 
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus melibatkan pemerintah daerah dalam penentuan kuota BBM bersubsidi, jangan hanya dibebani pengawasannya saja.
 
“Dengan asumsi pertumbuhan konsumsi yang rata-rata per tahun sebesar 6—8%, realisasi konsumsi BBM bersubsidi tahun ini kemungkinan dapat mencapai 44—45 juta kiloliter,” tutur Pri.
 
Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik segera mengajukan tambahan kuota BBM bersubsidi untuk tahun ini kepada DPR, sejalan dengan permintaan tambahan jatah oleh beberapa pemerintah daerah.
 
UU APBN Perubahan 2012 menyebutkan alokasi BBM bersubsidi mencapai 40 juta kiloliter yang terdiri dari premium 24,4 juta kiloliter, solar 13,9 juta kiloliter, dan minyak tanah 1,7 juta kiloliter.
 
Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, apabila tidak ada upaya apapun, maka proyeksi realisasi BBM bersubsidi tahun ini sebesar 47,06  juta kiloliter dengan rincian, premium 29,25 juta kiloliter, kerosen 1,7 juta kiloiter, dan solar 16,10 juta kiloliter.
 
Sementara itu, data PT Pertamina (Persero) melaporkan realisasi penyaluran BBM bersubsidi periode Januari-April 2012 mencapai 14,1 juta kiloliter atau 107,4% terhadap kuota berjalan 13,2 juta kiloliter.
 
Rinciannya, realisasi penyaluran premium 8,9 juta kiloliter atau 110% dari kuota 8,1 juta kiloliter, dan solar 4,9 juta kiloliter atau 107% dari kuota Pertamina 4,6 juta kiloliter. (sut)

 

 

 

BACA JUGA:

Skandal seks DPR mulai terkuak

Kekhawatiran data China pukul saham pertambangan

Hasil F1 Monaco, Webber juaranya

Rossi masuk Honda gantikan Stoner?

Nilai tukar rupiah, gimana hari ini?

 

SITE MAP:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper