Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

 

JAKARTA: Pemerintah akan mengajukan tambahan kuota bahan bakar minyak bersubsidi sekitar 9% di atas kuota yang dipatok dalam APBN-P 2012.

Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan pemerintah tengah mencari mekanisme untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM bersubsidi di Tanah Air. 

"Saya harus ke DPR nanti kalau minta, lagi dihitung berapa. Kita akan minta tahun ini," ujarnya usai rapat koordinasi terkait BBM, hari ini, Senin, 29 Mei 2012. 

Wacik mengungkapkan realisasi konsumsi BBM bersubsidi Januari-April 2012 sudah mencapai 9% di atas realisasi tahun lalu. Dengan asumsi kondisi ini berlanjut hingga akhir tahun, diperkirakan konsumsi BBM bersubdisi 2012 mencapai 44,69 juta kiloliter. 

"Jadi kalau ini berlanjut, kalau 9% dari tahun lalu, dihitung sendiri 41 juta kiloliter plus 9%, jadi kira-kira segitu," tuturnya. 

Kendati demikian, Jero tidak menegaskan kapan pihaknya akan mengajukan permintaan penambahan kuota BBM bersubsidi ini ke DPR. 

"Nanti kita cari waktu, belum tentu Juni. Jatah BBM bersubsidi 40 juta itu akan habis di Oktober, sebelum itu harus ada jalan keluar bagaimana cara mengatasi agar rakyat dapat BBM," kata Wacik. 

Sesuai arahan Presiden, tambah Jero, pertumbuhan ekonomi tidak boleh turun dari target 6,5%. Maka pemerintah harus memastikan ketersediaan BBM untuk transportasi dan operasional sektor riil yang menggerakkan roda perekonomian. 

Berkaca pada tahun lalu, realisasi konsumsi BBM bersubsidi mencapai overkuota 1,4 juta kiloliter dari porsi yang dipatok dalam APBN-P 2011, yakni 40,5 juta kiloliter. Pembayaran overkuota BBM bersubsidi ini di-carry over pada 2012 setelah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. 

Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro membenarkan pemerintah dapat mengajukan tambahan kuota BBM bersubsidi ke DPR. Rencana ini, kata Bambang, tidak memerlukan revisi terhadap APBN-P 2012."Itu memang dimungkinkan dalam UU, boleh nambah tapi dengan persetujuan DPR, jadi nanti ESDM ketemu komisi VII," katanya.Berdasarkan estimasi BKF, lanjutnya, dibutuhkan tambahan kuota BBM bersubsidi 2-3 juta kiloliter hingga akhir tahun. Meski penambahan kuota menyebabkan pembengkakan belanja subsidi BBM, Bambang yakin defisit anggaran tetap dapat terjaga di level 2,23% terhadap PDB. "[Tambahan subsidinya] Ya, kira-kira Rp12 triliun lah," tuturnya.

 

Dalam APBN-P 2012, pemerintah mematok kuota BBM bersubsidi sebesar 40 juta kiloliter. Sedangkan belanja subsidi BBM dipatok sebesar Rp137,38 triliun. Kedua besaran tersebut ditetapkan dengan asumsi terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi Rp1.500 per liter.  (msb)

 

BACA JUGA:

Skandal seks DPR mulai terkuak

Kekhawatiran data China pukul saham pertambangan

Hasil F1 Monaco, Webber juaranya

Rossi masuk Honda gantikan Stoner?

Nilai tukar rupiah, gimana hari ini?

SITE MAP:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Diena Lestari
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper