Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

 

JAKARTA: Pertumbuhan impor Indonesia terhadap Amerika Serikat diperkirakan meningkat sebanyak 3%

 

dengan adanya rencana kerja sama perdagangan 17 perusahaan kecil menengah AS dan 75 perusahaan lokal hari ini.

 

Deputi Ketua Kaukus Parlemen RI-AS Bobby Adhityo Rizaldi menuturkan 17 usaha kecil menengah (UKM) berniat menjajaki kerja sama perdagangan dengan Indonesia untuk memperbesar volume ekspor di negaranya.

 

“Sektornya sangat beragam, heavy machinery, sparepart, powerplan, retail, security, dan service yang semacam sharing teknologi,” ujar Bobby dalam Business Development Conference and Trade Mission, US Commercial Service-Trade Winds-Asia di Jakarta, Senin(21/5/2012).

 

Dia memaparkan peningkatan impor Indonesia bukan sesuatu yang buruk jika produk yang dipasarkan dalam bentuk barang mentah atau setengah jadi. Impor produk yang tepat, menurut dia, justru akan meningkatkan kegiatan manufaktur domestik.

 

“Kalau impor banyak dalam bentuk sparepart akan ada industri lokal yang mengolah. Impor bibit misalnya, kita yang kembangkan di sini, set pabrik, distribusi, industri akan terdorong,” tuturnya.

 

Untuk menghindari defisit neraca perdagangan dengan AS, dia mengimbau pelaku usaha harus meningkatkan ekspor dalam bentuk bahan jadi secara simultan. Ini bisa dilakukan dengan upaya mengembangkan hilirisasi.

 

“Upaya penambahan nilai barang diharapkan bisa meningkatkan nominal ekspor meski secara volume tetap, juga dengan kebijakan fair trade,” ungkapnya.

 

Dia juga mengharapkan adanya timbal balik perlakuan pasar perdagangan di AS. Salah satunya, dengan mengizinkan masuknya produk ekspor dari Indonesia seperti minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan kertas.

 

Dengan adanya kerja sama perdagangan business to business (B to B) perusahaan AS dan Indonesia, dia mengatakan investasi akan berpotensi meningkat. Pasalnya, kegiatan perdagangan ini bisa mendorong perusahaan membuka pabrik pengolahan.

 

Dia mengatakan pemerintah telah membuat terobosan regulasi dengan memberi sejumlah insentif bagi perusahaan asing, seperti pembebasan pajak (tax holiday), pemangkasan pajak (tax allowance), dan kesepakatan tax treaty dengan beberapa negara.

 

“Keunggulan itu bisa membuat iklim investasi kondusif. Meskipun jika dibandingkan pajak Singapura lebih kecil 7%, kita sekitar 28%, ini bisa tertutupi,” katanya.

 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai impor nonmigas Indonesia terhadap Ameriksa Serikat pada Januari-Februari 2012 sebesar US$1,6 miliar, atau meningkat 14,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.(msb)

 

BERITA MARKET PILIHAN REDAKSI:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erlan Imran
Sumber : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper