JAKARTA: Biaya tidak terkontrol diperkirakan mencapai 20%-30% dari biaya operasional perusahaan-perusahaan di Indonesia.Peneliti LP3E Kadin Indonesia Ina Primiana mengatakan biaya tidak terkontrol menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang menekan efisiensi perekonomian Indonesia.Dia memprediksi biaya tidak terkontrol saat ini mencapai 20-30% dari biaya produksi di Indonesia."Biaya tidak terkontrol yang besar menekan pendapatan dan margin keuntungan, sekaligus menekan daya saing," katanya, Selasa 8 Mei 2012.Biaya tidak terkontrol (uncontrollable cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan diluar biaya resmi (controllable cost), yang biasanya berbentuk uang suap untuk mempercepat atau mempermudah aktivitas berusaha.Adapun biaya yang termasuk biaya resmi adalah biaya bahan baku, biaya proses produksi hingga biaya pajak dan retribusi daerah.Ina memaparkan biaya tidak terkontrol membebani seluruh tahap perekonomian dari hulu hingga ke hilir.Biaya yang harus ditanggung termasuk biaya tambahan di pelabuhan di jalan raya untuk impor bahan baku ataupun ekspor produk jadi, pungutan di daerah yang memberatkan serta biaya bahan bakar dan kerusakan kendaraan akibat infrastruktur yang buruk.Dia mengatakan penyebab utama biaya tidak terkontrol yang tinggi adalah korupsi, birokrasi yang panjang dan infrastruktur yang buruk."Harus ada keterpaduan dari hulu ke hilir, baik pengusaha maupun instansi, untuk mengetahui biaya riil yang menjadi beban usaha," kata Ina. (ra)
>>BACA JUGA
Kabupaten Bandung optimis capai target produksi padi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel