JAKARTA: Basis industri otomotif dan komponen yang selama ini terkonsentrasi di Pulau Jawa dinilai tak akan bergeser ke luar Jawa dalam waktu dekat mengingat infrastruktur dasar dan penunjang di luar Jawa masih sangat terbatas.
Kondisi itu justru yang membuat pemerintah menetapkan sektor otomotif menjadi salah satu koridor ekonomi terpenting di Jawa, selain sejumlah industri strategis lainnya seperti perkapalan, petrokimia tekstil hingga besi dan baja.
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi menjelaskan basis industri otomotif di Jawa berperan sangat penting mendorong pertumbuhan industri alat angkut mesin dan peralatan.
Apabila investasi baru otomotif diarahkan ke luar Jawa, keadaan itu sangat bertolak belakang dengan rencana pemerintah yang akan mengoptimalisasi sektor tersebut di Jawa supaya semakin berdaya saing di tingkat global.
“Jika investasi otomotif dikembangkan di luar Jawa, hal itu akan menjadi masalah cukup rumit karena langsung terbentur oleh kesiapan infrastruktur yang kurang mendukung termasuk ketersediaan SDM yang kompeten,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa, 27 Maret 2012.
Menurut dia, salah satu kriteria berinvestasi adalah ketepatan lokasi, komitmen daerah yang dapat menunjang prospek bisnis pemilik modal yang dapat menciptakan efek berantai terhadap peningkatan tenaga kerja dan ekonomi lokal.
Untuk pengembangan SDM otomotif, beberapa perguruan tinggi jurusan teknik yang berkualitas masih banyak berlokasi di Jawa. Kondisi tersebut mempermudah kalangan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mengakses tenaga kerja.(msb)