JAKARTA: Defisit anggaran dan rasio utang terhadap PDB yang rendah dinilai sebagai daya tarik Indonesia guna menarik arus modal asing dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Milan Zavadjil, Senior Rhesidence IMF di Indonesia mengungkapkan poin terpenting dari makroekonomi Indonesia adalah rasio utang pemerintah yang lebih rendah dari 25% terhadap produk domestik bruto.
"Indonesia salah satu negara dengan tingkat public debt terendah di dunia. Jauh lebih rendah dari tingkat utang negara-negara maju, ini strongest poin," katanya usai diskusi Asian Venture Capital Journal, Selasa 20 maret 2012.
Selain rasio utang yang rendah, Zavadjil juga mengapresiasi rendahnya defisit APBN yang berkisar 1%-2% PDB.
Kondisi ekonomi makro yang pruden, dinilai Zavadjil sebagai faktor yang mendorong meningkatnya FDI dalam beberapa tahun terakhir.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan usulan pemerintah untuk menambah penerbitan SBN sebesar Rp25 triliun guna membiayai defisit yang melebar dari 1,5% ke 2,2% akan menambah posisi utang pemerintah secara nominal, namun outstandingnya tetap rendah karena PDB yang terus meningkat.
"Iya nominalnya, tapi dengan dept to GDP yang terus turun, itu menunjukkan bahwa kita itu mampu bayar utang," katanya. (ra)