Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

BALIKPAPAN: Asosiasi Pengusaha Indonesia Kaltim memperkirakan angka inflasi pada 2012 di provinsi ini berkisar 8% hingga 9% apabila harga bahan bakar naik pada awal April.

 

Proyeksi angka inflasi Kaltim tersebut diwakili oleh tiga kota yang dipantau yakni Samarinda, Balikpapan dan Tarakan.

 

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo  mengatakan penaikan bahan bakar ini akan memicu kenaikan komoditas lainnya.

 

“Transportasi naik, logistik naik, material naik. Ini tentu akan berpengaruh pada harga yang juga akan naik sehingga inflasi pasti akan naik,” ujarnya, akhir pekan ini.

 

Slamet berpendapat kenaikan harga barang tersebut menjadikan masyarakat untuk lebih mengencangkan pos pengeluaran.

 

Akibatnya, jumlah pembelian pun terbatas sehingga perusahaan juga harus menahan diri untuk tidak menambah volume produksi sembari melakukan persiapan untuk menekan cost produksi.

 

DUA KALI LIPAT

 

Dia mengatakan kenaikan harga BBM akan menyumbang kenaikan biaya produksi sebesar dua kali lipat dari kenaikan harga BBM. Apabila terjadi kenaikan BBM sebesar 15%, maka kenaikan biaya produksi yang harus ditanggung pengusaha sebesar 30%.

 

Terlebih apabila kenaikan tarif dasar listrik juga jadi diputuskan. Slamet mengatakan akan ada kenaikan biaya sebesar 15%.

 

“Ini yang berbahaya. Karena kalau pengusaha sudah tidak bisa lagi meningkatkan kapasitas produksi, efisiensi biasanya dilakukan melalui karyawan contohnya PHK,” tukasnya.

 

Untuk Kaltim, imbuh Slamet, industri berpotensi mengalami stagnasi karena harus menahan laju ekspansi perusahaan. “Ini juga yang harus segera dipikirkan,” ujarnya.

 

Sementara itu, Pemimpin Kantor Bank Indonesia (KBI) Balikpapan Tutuk S.H Cahyono berpendapat dampak langsung kenaikan bahan bakar minyak biasanya terjadi selama dua bulan hingga tiga bulan.

 

“Tinggal bagaimana kita berupaya untuk menjaga agar second round effect daridampak ini tidak terlalu berpengaruh besar terhadap inflasi,” ujarnya.

 

Dia mencontohkan Balikpapan perlu untuk mengatasi penyebab inflasi yang bersifat struktural untuk menahan lonjakan harga. Seperti bahan makanan dan pendidikan, imbuh Tutuk, pemerintah perlu mengkaji kembali mengapa dampak terhadap inflasi begitu besar.

 

Dia berpendapat Pemkot Balikpapan perlu untuk membuka seluas-luasnya pasokan barang yang sebagian besar masih bergantung dari luar daerah. Sementara untuk pendidikan, perlu ada penelitian lebih lanjut mengapa selalu memberikan inflasi yang tinggi setiap tahun.

 

Apabila penyebab inflasi struktural ini bisa dicegah, Tutuk berkeyakinan angka inflasi untuk Balikpapan sepanjang 2012 bisa berada di bawah 7%. Namun, apabila kondisinya tetap seperti ini, inflasi kemungkinan berada pada angka 7% bahkan bisa lebih.

 

Tutuk mengataan naiknya harga BBM pasti akan berdampak terhadap inflasi. Hanya tinggal bagaimana stakeholder terkait menjaga agar angka inflasi tidak meningkat terlalu tajam. (ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arma Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper