Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KESEPAKATAN G20: Kocek IMF bertambah US$1 triliun

JAKARTA: Forum G20 menyepakati untuk menambah modal Dana Moneter Internasional (IMF) senilai US$1 triliun guna menjaga stabilitas keuangan dunia.Selain itu, 20 negara ekonomi utama dunia tersebut juga bersepakat untuk meningkatkan transparansi dan membatasi

JAKARTA: Forum G20 menyepakati untuk menambah modal Dana Moneter Internasional (IMF) senilai US$1 triliun guna menjaga stabilitas keuangan dunia.Selain itu, 20 negara ekonomi utama dunia tersebut juga bersepakat untuk meningkatkan transparansi dan membatasi transaksi derivative gun amengurangi aksi spekulasi.Bambang Permadi Sumantri Brodjonegoro, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal, menjelaskan dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 di Mexico City, Mexico, 25-26 Februari lalu, otoritas keuangan Eropa meyakinkan kondisi financial mereka sudah lebih baik dengan berbagai upaya penyelamatan yang telah dilakukannya.Namun, karena Uni Eropa tidak memiliki jaring pengaman system keuangan di kawasannya, maka bantuan IMF masih dibutuhkan.“Artinya IMF harus ditambah dananya. Kesepakatan kemarin adalah Eropa harus bisa membuktikan dulu bahwa dia bisa mengumpulkan uang untuk keperluannya sendiri. Itu yg disebut European firewall untukmemastikan stabilitas,” tuturnya di kantor, Rabu (29/02).Setidaknya, jelas Bambang, Uni Eropa harus mengumpulkan dana sendiri sekitar US$700-US$750 miliar untuk menyelamatkan perekonomiannya. Apabila Eropa sudah terbukti mampu berdiri sendiri, barulah permodalan IMF ditambah sekitar US$1 triliun.“Kemarin yang dibicarakan sekitar US$1 triliun (penambahan modal IMF), di luar yang European firewall. Kami mau lihat dalu European firewall-nya jalan atau tidak,” tuturnya.Untuk menambal modal IMF, kata Bambang, semua negara anggota IMF, termasuk Indonesia, harus menyumbang dana yang jumlahnya disesuaikan dengan kapasitas keuangan masing-masing negara.Penyumbang terbesar nantinya adalah China, Jepang dan Amerika Serikat, yang sudah menyatakan kesanggupan untuk menyumbang.“Eropa sendiri kan  punya batas waktu, kapan Greek harus bisa di-bailout, kapan dia harus menjalankan programnya. Itu kan ada timetable-nya. Jadi biar mereka menyelesaikan sendiri. Kami mau lihat Eropa sanggup tidak,” tandasnya.Selain itu, lanjut Bambang, Forum G20 juga fokus pada pembatasan transaksi spekulatif di pasar keuangan dan komoditas.Untuk itu, muncul dua opsi dalam kelompok kerja yang dipimpin oleh Indonesia dan Inggris, yakni  transparansi pasar dan pembatasan atau pengurangan transaksi derivative.“Derivatif itu kan ujung spekulatif. Jadi kalau mau kurangi spekulasi ya ada dua cara, instrumennya kita batasi, kita kurangi, atau transparansinya. Jadi orang harus jelas kenapa dia bidding sekian."Perkembangannya, kata Bambang, harus dilaporkan oleh Indonesia dan Inggris pada pertemuan pimpinan negara G20 berikutnya di Mexico.“Bagaimana kira-kira kebijakan yang practikal bisa dilakukan oleh negara-negara G20 dalam rangka memperbaiki pasar komoditas danmasalah energi,” tandasnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper