DATA BPS: Inflasi Februari cenderung rendah, waspadai dampak stok beras

JAKARTA: Badan Pusat Statistik mengungkapkan tren inflasi sepanjang Februari cenderung rendah, tetapi pemerintah harus memastikan ketersediaan stok beras sebagai komponen bahan pangan penekan inflasi yang harus diwaspadai.Djamal, Deputi Deputi bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS menuturkan sepanjang Februari, harga beras menjadi komponen penekan inflasi umum (headline inflation) menurut kelompok pengeluaran yang perlu diantisipasi."Sekarang itu beras sudah agak turun, karena sudah mulai panen. Catatan BPS, sampai dengan minggu ke-2 Februari dibandingkan minggu ke-1 Februari harga beras turun, tapi dibandingkan rata-rata Januari masih lebih tinggi sedikit," paparnya, hari ini 21 Februari 2012.Berdasarkan pantauan BPS terhadap harga komoditas pangan, lanjut Djamal, harga ayam ras dan daging cenderung turun sepanjang minggu ke-2 Februari."Kalau lihat dari tahun ke tahun Februari itu lebih rendah daripada Januari. Mungkin 2012 ini juga terjadi," ujarnya.Djamal memaparkan, berdasarkan tren inflasi yang dicatat BPS, inflasi Januari lebih tinggi dari Februari, sedangkan inflasi Maret lebih rendah daripada inflasi Februari. Bahkan Maret 2011 terjadi deflasi sebesar -0,32%.Pola waktu panen, dinilai Djamal sangat memengaruhi tingkat inflasi secara nasional, karena kontribusi beras terhadap penekan inflasi terbilang sangat besar."Februari, Maret sampai April itu kan panen. Baru Mei terjadi inflasi sedikit naik. Memang beras menjadi kunci. Persoalannya, bagaimana pemerintah menyediakan beras," ungkap Djamal.Djamal menduga, inflasi Februari lebih rendah daripada Januari karena harga beras yang menunjukkan penurunan. Januari lalu, inflasi tercatat 0,76%.BPS mencatat, tren inflasi Februari 2008-2011 cukup berfluktuasi. Pada 2008, inflasi Februari tercatat 0,65%, pada 2009 terjadi inflasi 0,21%, pada 2010 terjadi inflasi 0,30%, dan pada 2011 tercatat terjadi inflasi sebesar 0,13%. (04)