JAKARTA: Kementerian Pekerjaan Umum akan membentuk perjanjian kerja sama dengan Pertamina untuk menjamin ketersediaan volume aspal pada tahun ini yang rencananya akan dilaksanakan pada Selasa minggu ini.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto mengatakan sebagai pemasok utama aspal lokal, Pertamina harus memberi kepastian kapasitas jumlah aspal yang akan disediakan untuk pembangunan infrastruktur termasuk juga kualitas yang akan dijamin olehnya.
“Selasa nanti mulai dibicarakan perjanjian tersebut dengan pertamina agar ada jaminan dan kepastian aspal yang disediakan,” ujarnya akhir pekan.
Terkait jumlah aspal yang harus disediakan oleh Pertamina pada tahun ini, menurutnya hal tersebut belum dapat ditentukan karena akan dihitung berdasarkan kesepakatan bersama. “Nanti akan dihitung bersama.”
Berdasarkan data yang diterima oleh Bisnis dari Kementerian PU, ketersediaan aspal yang diproduksi tahun ini hanya mencapai 930.000. Sementara kebutuhan yang diperlukan sebesar 2,95 juta ton dengan adanya proyek masterplan percepatan dan perluasan pengembangan
ekonomi Indonesia (MP3EI) sehingga diperkirakan defisit hingga 2,02 juta ton.
Angka tersebut meningkat tajam dari kebutuhan aspal pada 2011 yang hanya mencapai 1,2 juta ton dengan kebutuhan sebesar 601.000 ton. Untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional saja aspal yang dibutuhkan sudah mencapai 990.000 ton.
Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Sudarto khawatir kelangkaan aspal tersebut akan menyebabkan tingginya harga yang dijual di pasaran, apalagi menjelang akhir tahun ketika banyak proyek yang telah memasuki masa konstruksi sementara aspal yang tersedia sudah minim.
Anggota AKI sendiri saja, sambungnya, pada tahun ini membutuhkan aspal hingga 800.000 ton atau sekitar 86% dari total aspal yang akan diproduksi tahun ini. “Terasa sekali tahun kemarin kekurangan aspal.
Pada saat dibutuhkan bulan Oktober sampai Desember sudah banyak yang menghilang, apalagi tahun ini,” ucapnya di Gedung Kementerian PU, kemarin.
Dia mengkhawatirkan kejadian serupa akan terjadi terutama bagi proyek-proyek single years. Oleh karena itulah, sambungnya, para kontraktor saat ini telah membahas dan mengkoordinasikan bersama Kementerian PU mengantisipasi terjadinya kelangkaan aspal terutama di akhir tahun.
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi (BPK) Kementerian PU Bambang Goerinto mengatakan untuk mengantisipasi gap material dasar pembangunan jalan tersebut ialah dengan memperhitungkan potensi aspal dalam negeri. Salah satunya dengan memaksimalkan aspal yang berada di
Pulau Buton atau aspal buton. (sut)