Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BATU BARA: Pasok PTBA ke PLN naik 37,5%

 Pasok batu bara PTBA ke PLNKeteranganJumlahTahun 2011Total penjualan13,5 juta tonPasok ke PLN8 juta tonPorsi pasar  PLN59,3%Tahun 2012 *)Total penjualan18,6 juta tonPasok ke PLN 10 juta—11 juta tonPorsi pasar  PLN53,8%—59,1%Sumber:

 

Pasok batu bara PTBA ke PLN
KeteranganJumlah
Tahun 2011
Total penjualan13,5 juta ton
Pasok ke PLN8 juta ton
Porsi pasar  PLN59,3%
Tahun 2012 *)
Total penjualan18,6 juta ton
Pasok ke PLN 10 juta—11 juta ton
Porsi pasar  PLN53,8%—59,1%
Sumber: PTBA
Ket: *) proyeksi

 

TANJUNG ENIM, Sumsel: PT Bukit Asam (Tbk) memproyeksikan penjualan batu bara ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN ) dan anak usahanya tahun ini mencapai 10 juta ton hingga 11 juta ton.  Volume itu naik 2 juta—3 juta ton (25%-37,5%) dari penjualan tahun lalu yang mencapai 8 juta ton. 
 
Volume penjualan ke PLN tersebut setara dengan 53,8% hingga 59,1% dari total penjualan batu bara PT Bukit Asam (PTBA) pada tahun ini yang ditargetkan mencapai 18,5 juta ton/tahun. 
 
Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Milawarma mengatakan kenaikan pasokan tersebut untuk tambahan kebutuhan batu bara pembangkit listrik di Pulau Jawa.
 
“Ada masalah dari pemasok utama yang memenangkan tender listrik 10  megawatt di Jawa, mereka tidak komitmen. Jadi, PTBA yang mem-back up,”  ucapnya di Tanjung Enim Kamis (19 Januari) lalu. 
 
Mila menambahkan, selain ke PLN, BUMN di sektor pertambangan tersebut juga akan memasok ke perusahaan listrik swasta dan industri, sehingga ditargetkan penjualan pasar domestik tahun ini mencapai 65% dari target produksi 18,6 juta ton untuk mendukung program pembangkit  10.000 megawatt.
 
Sisanya yakni 35% untuk kebutuhan ekspor yang sebagian  besar dipasok ke negara China, India, Jepang, dan Malaysia . 
 
Terkait harga penjualan batu bara pada tahun ini, Mila mengatakan hal tersebut masih dalam proses negosiasi. Namun dia berharap adanya kenaikan sekitar 5% hingga 10% dari harga akhir tahun 2011. 
 
Mila memperkirakan  harga jual rata-rata untuk ekspor hingga akhir tahun lalu sekitar US$ 104,6 per ton, atau naik 55% dari tahun 2010 sebesar US$ 67,5 per ton. Sementara itu harga jual rata-rata pasar domestik sekitar Rp 765.457 per ton, naik 25% dari tahun sebelumnya Rp612.366 per ton. 
 
"Tahun lalu, rata-rata harga jual untuk ekspor naik 55% dan domestik sekitar 25%. Untuk tahun ini akan naik sekitar 5%-10% tidak terlalu besar karena tahun lalu sudah sangat tinggi," jelasnya.
 
Kenaikan tersebut, sambungnya, di topang adanya peningkatakan konsumsi batu bara di India sebagai importir terbesar batu bara berkalori rendah dan China  yang paling banyak membutuhkan batu bara berkualitas tinggi. 
 
Selain itu, Jepang juga diproyeksikan akan menjadi importir potensial karena adanya program penghentian penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir dan beralih ke batu bara. "Nuklir akan berhenti dan pindah ke batu bara," jelasnya. 
 
Dia menargetkan volume produksi PTBA pada tahun ini menjadi 16,3 juta ton atau naik 28% dari tahun lalu 12,9 juta ton. Volume angkutan pun diperkirakan meningkat 32% dari 11,5 juta ton menjadi 15,6 juta ton. 
 
"Kenaikan produksi berasal dari tambang IPC [PT International Prima Coal] dan adanya stok akhir tahun lalu sebesar 2,3 juta ton, serta adanya aktivitas trading dari  anak usaha," jelasnya. 
 
Corporate Secretary PTBA Hananto Budi Laksono menambahkan pada tahun ini PTBA mengalokasikan anggaran belanja modal  mencapai Rp1,3 triliun-Rp1,4 triliun.
 
Belanja modal tersebut berasal dari internal perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk  pengembangan perusahaan, perijinan dan pembebasan lahan pelabuhan maupun jalur kereta api, di luar kebutuhan ekstraordinary seperti dana akuisisi dan aksi korporasi. “Kalau ada kebutuhan akuisis dan kebutuhan ekstraordinary lainnya akan dimintai tambahan melalui RUPS.” (sut)

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper