Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar konstruksi tahun ini naik 10%

JAKARTA: Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) optimistis pasar konstruksi Indonesia pada tahun ini meningkat 10% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp270 triliun.

JAKARTA: Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) optimistis pasar konstruksi Indonesia pada tahun ini meningkat 10% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp270 triliun.

 

Ketua Gapensi Soeharsojo memproyeksi peningkatan pasar konstruksi nasional tersebut didukung dengan semakin membanjirnya proyek infrastruktur yang siap  digarap baik proyek pemerintah maupun swasta dan BUMN.

 

Apalagi Indonesia telah mendapatkan predikat investment grade sehingga akan menarik investor dari beberapa negara menanamkan modal untuk pembangunan di Indonesia yang berdampak pada meningkatkan pasar konstruksi.

 

“Optimistisme kami pasar konstruksi nasional pada tahun ini akan naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Soeharsojo kepada Bisnis, Selasa 10 Januari.

 

Dituturkan olehnya, seiring perkembangannya, sektor konstruksi nasional semakin memiliki peran penting dalam pembangunan. Sumbangan konstruksi dalam perhitungan PDB di Indonesia pada 2011 mencapai 10,3%.

 

Berdasarkan PDB triwulan III-2011 apabila dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, sektor konstruksi tumbuh 6,4% dari rata-rata peningkatan PDB sebesar 6,5%.

 

Seoharsojo menuturkan, dalam APBN 2012 pertumbuhan ekonomi disepakati sebesar 6,7%, belanja negara disepakati meningkat Rp16,9 triliun dari rencana semula sebesar Rp1.418,5 triliun menjadi Rp1.435,4 triliun.

 

Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi sekitar 6,7% pada 2012 merupakan angka yang cukup optimis mengingat beberapa negara justru menurunkan pertumbuhan ekonomi akibat ketidakpastian ekonomi global karena krisis utang pemerintah di Eropa dan AS.

 

Tentu saja pertumbuhan ekonomi tersebut akan mendorong pasar konstruksi. Apalagi pemerintah yang memberikan peluang relatif besar kepada pelaku jasa konstruksi nasional mengerjakan proyek MP3EI dengan nilai mencapai Rp2.000 triliun hingga 2025.

 

Sementara itu, untuk tahun ini saja, alokasi anggaran di Kementerian PU mencapai Rp62,56 triliun dimana 80% digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan infrastruktur.

 

“Pemerintah harus memberikan perhatian serius kepada pengembang jasa konstruksi lokal untuk menggarap proyek tersebut.”

 

Menurutnya, untuk menghadapi besarnya proyek yang dilaksanakan pada tahun ini, harus diimbangi dengan kemampuan dan kesiapan seluruh stakeholder konstruksi.

 

Sebagai contoh, perlu meningkatkan kompetensi dan profesional SDM serta penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk inovasi terkait dengan jasa konstruksi.

 

Selain itu, Gapensi pun berharap pemerintah memberikan dukungan terhadap pelaku usaha jasa konstruksi, khususnya terkait perpajakan serta dukungan dari lembaga perbankan, terutama dalam hal permodalan.

 

Selain itu juga dalam hal pemberian kesempatan dibandingkan kontraktor asing. “Sehingga optimisme yang sudah muncul di kalangan pelaku usaha konstruksi akan semakin menguat dan bergairah untuk bersaing dengan konstruksi asing sehingga menjadi tuan rumah di negara sendiri.”

 

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi (BPK) Kementerian PU Bambang Goertino mengatakan dengan meningkatkan volume pekerjaan konstruksi pada tahun ini, tentu saja mengundang kontraktor asing untuk menggarap proyek di Indonesia.

 

Oleh karena itulah, sambungnya, seluruh pejabat di lingkungan Kementerian PU harus tetap menjaga agar pelaku nasional lebih diprioritaskan dan mendapatkan kesempatan yang lebih besar.

 

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing harus lebih dimanfaatkan dalam membina hubungan kemitraan terutama dalam hal hal transfer of knowledge. Selain itu, BUJK asing yang boleh bergerak di Indonesia harus yang memiliki kualifikasi besar.

 

“Artinya tidak boleh ada badan usaha asing yang kualifikasi menengah dan kecil berada di Indonesia. Dan mereka harus mendapatkan sertifikasi dari LPJKN” ujarnya. (ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper