JAKARTA: Kementerian Pertanian menilai protokol krisis pangan yang akan diajukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ke bank dunia sebagai langkah penting untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan.
Menurutnya, rencana protokol krisis itu inisitaif dari Bappenas. "Ini baru gagasan. Kementan paling berkepentingan juga terhadap protokol itu karena kita sebagai stakeholder yang bicara tentang supply. Kita berpikir protokol itu bagus sekali dalam rangka antisipasi krisis pangan," ujarnya hari ini.
Menurutnya, Kementan akan berkoordinasi terlebih dahulu untuk menyusun proposal krisis.
Dia menuturkan upaya menanggulangi krisis pangan dengan membuat roadmap diversifikasi pangan.
Menurutnya, saat ini pemerintah belum mengoptimalkan pangan lokal. Bahkan, pangan lokal justru tergantikan oleh beras.
Sementara itu, konsumsi beras turun karena digantikan oleh tepung terigu. Padahal, gandum masih diimpor seluruhnya.
"Kita pikir ke depannya semua angle sudut harus kita benahi. Yang pasti peningkatan produksi itu harga mati."
Upaya diversifikasi pangan penting untuk mengantisipasi lonjakan penduduk. Jika konsumsi beras masih tetap tinggi, di sisi lain penduduk terus bertambah, maka akan terjadi krisis beras. (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel