Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Kebutuhan pasar properti di Indonesia masih sangat besar mengingat kebutuhan pembangunan rumah nasional yang belum terpenuhi atau backlog per tahunnya mencapai 13,6 juta unit.
 
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso mengatakan jumlah pertumbuhan properti di Indonesia setiap tahunnya belum mencapai 3% sangat jauh dibandingkan Malaysia yang telah mencapai 28%. Padahal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5% dibutuhkan pertumbuhan properti sebesar 5%.
 
Sementara itu pemerintah setiap tahun hanya mampu membangun sebanyak 200.000 hingga 300.000 unit timpang dengan pertumbuhan kebutuhan sebesar 800.000 unit perumahan per tahun.
 
"Pasar properti di Indonesia masih sangat besar bisa dilihat dari backlog 13,6 juta unit perumahan," kata dia dalam diskusi Mencari Solusi Masalah Pertanahan, Mendorong Pembangunan Nasional di Kampus S2 Paramadina, hari ini.
 
Untuk memecahkan persoalan tersebut, REI awalnya mengusulkan agar DPR memasukan poin kepemilikan asing dalam RUU Rumah Susun yang hari ini disahkan. Namun sayangnya kepemilikan asing tidak dimasukan dalam salah satu poin UU Rusun sebab dipandang tidak nasionalis dengan menjual tanah pada pihak asing.
 
Padahal, menurut dia yang dijual bukan kepemilikan lahan melainkan hunian yang ada di atasnya. Dengan usulan kepemilikan asing yang bisa dibeli minimal Rp2 miliar, dan mereka harus tinggal di Indonesia 14 hari berturut-turut dalam 1 tahun.
 
Menurut dia, hal tersebut dapat memberikan tambahan terhadap pemasukan negara. Dimana dari hasil tersebut dapat digunakan untuk pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah.
 
"Dengan terobosan itu bisa menambah devisa untuk subsidi silang dengan keberpihak kepada masyarakat. Tapi karena sudah di drop (dari RUU Rusun) lain kali bisa diusulkan masuk dalam Peraturan Menteri." (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper